Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perindustrian Saleh Husin mengakui, swasembada gula untuk konsumsi maupun industri bakal sulit tercapai pada 2015. Dia beralasan, kendala utama swasembada ialah keterbatasan lahan perkebunan. Lantaran produksi gula termasuk gula mentah membutuhkan lahan sekitar 10 ribu hektar.
Saat ini, Indonesia belum memproduksi gula mentah, sehingga harus impor gula tersebut untuk memenuhi bahan baku industri gula rafinasi.
Baca Juga
"Kita secara bertahap mengurangi impor, tapi untuk raw sugar itu harus ada kebun yang luas, namun untuk mendapatkan lahan yang ekonomis itu bukan perkara mudah. Hal ini membuat bank tidak mau kasih pinjaman. Itu minimal 10 ribu hektar," kata dia, di Sukabumi, Jawa Barat, Rabu (8/4/2015).
Advertisement
Dia menerangkan, saat ini kebutuhan gula nasional mencapai 5 juta-5,7 juta ton. Hal itu masih terlampau jauh dari produksi gula nasional. Saat ini Indonesia baru memenuhi 2,8 juta ton untuk kebutuhan gula konsumsi.
"Tingkat kebutuhan gula secara nasional 5 juta sampai 5,7 juta ton per tahun, sementara kami baru bisa produksi sebesar 2,8 juta ton. Maka itu kami mengimpor bahan baku raw sugar," ujar Saleh.
Dia menuturkan, industri makanan dan minuman terus melesat tiap tahunnya. Sehingga kebutuhan gula untuk sektor industri terus meningkat
"Kalau 2014 sekitar 7,9 persen dan memang pada tahun ini ada grafik yang cukup meningkat tajam. Tapi kami lihat nanti beberapa waktu ke depan," kata Saleh.
Ditanya apakah target swasembada bakal mundur, pihaknya tak bisa memastikan. "Kalau memang harus realistis bahwa lahan yang ekonomis kami masih terbatas," tandas dia.
Ketua Umum Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) Arum Sabil pernah menuturkan, pemerintah boleh saja memasang berbagai target untuk mencapai swasembada. Meski demikian, pencapaian target swasembada gula tidak akan tercapai jika pemerintah tidak mendorong peningkatan kapasitas produksi pabrik yang sudah ada dan penambahan areal lahan tanam tebu.
"Kapasitas saat ini 213 ribu ton cane per day, full capasity hanya menghasilkan 2,8 juta ton. Kalau hingga 2019 akan menghasilkan gula 3,9 juta ton, itu impossible menurut saya kalau tidak ditambah kapasitas terpasang dan penambahan areal," kata Arum.
Arum mencontohkan, jika ada penambahan areal tanam sebesar 300 ribu hektar (ha) sehingga lahan tanam tebu di Indonesia menjadi 750 ribu ha yang kemudian ditanami varietas tebu unggul yang mampu menghasilkan 100 ton tebu per ha, maka akan ada 75 juta ton tebu yang bisa dipanen di dalam negeri. (Amd/Ahm)