Target Pemerintah Wujudkan Kedaulatan Energi

Potensi sumber daya alam yang dimiliki Indonesia dapat membantu target pemerintah mencapai rasio elektrifikasi 96 persen dalam lima tahun.

oleh Septian Deny diperbarui 14 Apr 2015, 12:30 WIB
Diterbitkan 14 Apr 2015, 12:30 WIB
Semester I 2014 Realisasi Produksi Minyak Nasional 796,5 MBOPD
Salah satu anjungan PAPA, Flowstation Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ) yang ada di lepas pantai Karawang, Jabar, (28/7/2014). (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah telah berkomitmen untuk menguatkan ketersediaan energi di dalam negeri untuk mencapai target kedaulatan energi. Hal tersebut tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019.

Menteri Koodinator Bidang Kemaritiman, Indroyono Soesilo mengatakan, pemerintah telah memasang beberapa target terkait aktivitas sektor pertambangan di dalam negeri untuk mencapai hal tersebut.

Target-target tersebut antara lain meningkatkan kemampuan sumur bor dan lumpur bor di atas 50 persen, meningkatkan kemampuan survei geoleogi dan survei seismik di laut. Yang saat ini baru mencapai 15 persen menjadi 50 persen.

"Dalam 5 tahun ke depan, kegiatan ini nantinya akan perlu dukungan, khususnya di upstream," ujar Indroyono saat membuka Indonesia SCM Summit 2015 di JCC Senayan, Jakarta, Selasa (14/4/2015).

Dalam 5 tahun ke depan, pemerintah juga menargetkan penyelesaian 6.300 km pipa gas di seluruh Indonesia, pembangunan tambahan SPBG sebanyak 118 unit, pembangunan kilang berkapasitas 300 ribu bph yang harus selesai pada 2019, menambah kapasitas penyimpanan BBM sebesar 2,7 juta KL dan LPG 400 ribu ton, menambah kemampuan simpan BBM dari 22 hari ke 30 hari, dan penambahan floating storage LNG sebanyak 7 unit.

Selain itu, pemerintah berharap dengan potensi sumber daya alam yang dimiliki Indonesia bisa membantu target pemerintah mencapai rasio elektrifikasi sebesar 96 persen dalam 5 tahun mendatang. Hal ini dilakukan dengan memanfaatkan potensi gas bumi, batubara, air dan panas bumi (geothermal).

"Dari revitalisasi lapangan Arun jadi stasiun regas dari tangguh maupun yang lain untuk dipakai pembangkit listrik di Aceh dan Sumatera Utara. Kemudian kirim LNG di Bali dibangun floating storage untuk PLTGU di Bali. Dengan upaya ini diharapkan kita makin mandiri berdaulat untuk suplai energi di dalam energi," lanjutnya.

Sejalan dengan target-target tersebut, Indroyono berharap Indonesia sudah tidak lagi mengimpor mineral mentah mulai 11 Januari 2017 karena sudah dilakukan pengolahan logam di dalam negeri melalui pembangunan smelter.

"Smelter nanti menghasilkan produk-produk di dalam negeri. Kemampuan nasional harus dioptimalisasikan dan mengharapkan semaksimal mungkin dukungan kandungan lokal dalam negeri.‬ Saya harapkan produk migas dalam negeri masukkan di e-catalog yang disusun LKPP, Sehingga tidak perlu tender, langsung saja. Sehingga bisa tingkatkan kapasitas nasional," ujar Indroyono. (Dny/Ahm)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya