Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah menghimbau kepada perusahaan BUMN untuk melakukan lindung nilai (hedging) demi mencegah kerugian yang diakibatkan pelemahan niai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).
Demi merealisasikan hal itu, PT Semen Indonesia (Persero) Tbk mengaku telah melaksanakan aktivitas lindung nilai tersebut secara internal.
Direktur Keuangan Semen Indonesia‎ Ahyanizzaman menjelaskan, perseroan telah melakukan hedging internal sebesar 60 persen dari total proyek pembangunan beberapa pabriknya.
"‎Tahun ini, kita hedging untuk Rembang dan Indarung sekitar 60 persen (dari nilai investasi kedua pabrik tersebut)," kata Ahyanizzaman di Jakarta, Kamis (16/4/2015).
‎Seperti diketahui, proyek pembangunan pabrik semen di Rembang memiliki nilai proyek mencapai Rp 4 triliun. Sementara untuk pabrik di Indarung, total investasi sebesar Rp 3,8 triliun.
Dengan nilai proyek keduanya yang dijumlahkan sebesar Rp 7,8 trilun maka total biaya yang di hedging oleh perseroan mencapai Rp 4,6 triliun.
Pembangunan pabrik tersebut dilakukan untuk mendukung program percepatan pembangunan infrastruktur pemerintah dubawah Prresiden Joko Widodo.
Meski kebutuhan semen di Indonesia pada kuartal I 2014 terlihat lesu, namun Semen Indonesia tetap optimis pertumbuhan permintaan semen mencapai 5 persen. Hal itu seiring dengan realisasi belanja modal peemrintah yang baru akan terlihat mulai kuartal II 2015. (Yas/Nrm)
Energi & Tambang