Tony Fernandes Bakal Jual 30% Saham AirAsia Indonesia

Tony Fernandes memang cukup bertangan dingin menangani bisnis penerbangan.

oleh Siska Amelie F Deil diperbarui 20 Apr 2015, 15:29 WIB
Diterbitkan 20 Apr 2015, 15:29 WIB
Bos AirAsia Tony Fernandes
Bos AirAsia Tony Fernandes (Antaranews.com)

Liputan6.com, Jakarta - CEO AirAsia Group Tony Fernandes akhirnya memastikan, AirAsia Indonesia akan menggelar penjualan saham perdana ke publik (IPO) tahun depan. Rencananya, AirAsia Indonesia akan melepas sekitar 20 persen hingga 30 persen.

"Waktunya sekitar tahun depan, kami akan menjual sekitar 30 persen saham AirAsia Indonesia, sama seperti yang kami lakukan di Thailand," ungkapnya di sela acara World Economic Forum on East Asia 2015 di Jakarta, Senin (20/4/2015).

Dia belum memastikan kapan waktu yang tepat untuk menggelar IPO perlu mempertimbangkan beberapa faktor seperti nilai tukar rupiah dan kondisi pasar. Fernandes memperkirakan IPO akan digelar pada semester pertama 2016.

"Kami ingin tumbuh lebih cepat di Indonesia agar kami dapat membantu mendatangkan lebih banyak turis ke Indonesia, dan menciptakan lapangan kerja baru," paparnya.

Fernandes mengungkapkan, AirAsia kini menempati peringkat pertama sebagai maskapai yang mendatangkan paling banyak turis ke Indonesia. Menurutnya, Indonesia dapat merambah pasar Asean melalui jalur penerbangan. "Di Indonesia, pariwisata yang mendatangkan bisnis," tandasnya.

Foto: bbc.co.uk

Fernandes memang cukup bertangan dingin menangani bisnis penerbangan. Terbukti, Baru saja ia mengalami pengalaman terburuk dalam sejarah bisnis maskapai penerbangannya, saat pesawat dengan nomor penerbangan QZ 8501 jatuh di perairan Kalimantan saat hendak bertolak ke Singapura akhir tahun lalu.

Banyak masyarakat dunia memuji cara Fernandes keluar dari masa-masa terburuknya kala itu. Di tengah hilangnya QZ 8501, Fernandes berhasil mengatasi masalah tersebut dengan tetap menjadi diri sendiri. Pria yang penuh rasa kekeluargaan tanpa melepaskan sosok pengusaha dalam dirinya.

Dia memimpin perusahaan dan para karyawannya melewati masa kelam tersebut. Dia juga aktif menemui keluarga para penumpang dan kru pesawat yang ikut tewas dalam penerbangan tersebut.

"Saat AirAsia terus berusaha mencari para penumpang tewas, Fernandes bertindak sebagai teman, ayah dan anak dari keluarga yang tengah berkabung," tutur Pendiri Virgin Group Richard Branson.

Akhir dari setiap petualangan akan menemukan rumahnya. Begitu juga akhirnya Fernandes berhasil membantu setiap penumpang pesawat naas tersebut kembali ke tangan pihak keluarga. "Fernandes berhasil membantu perusahaan meraih kembali kepercayaan dari para penumpang," kata Branson.

Awal perjalanan bisnis Fernandes juga terbilang luar biasa. Tony Fernandes membeli AirAsia yang hampir bangkrut dari pemerintah Malaysia pada tahun 2001. Awalnya, semua orang sangsi jika bisnis penerbangan ini akan berhasil. Pasalnya, pembelian AirAsia ini hanya beberapa waktu setelah peristiwa 9/11 yang membuat banyak orang takut untuk naik pesawat terbang.

Pria keturunann India ini, membeli AirAsia dengan harga yang sangat murah, yaitu sebesar RM 1 atau sekitar Rp 36.000 (kurs: Rp 12.422/US$).

Meskipun dirinya membeli AirAsia hanya seharga RM 1, dirinya dibebankan utang sebanyak RM 40 juta atau sekitar Rp 142,1 miliar. Hal ini memaksa Fernandes untuk menggadaikan rumah dan seluruh uang simpanannya untuk merevitalisasi AirAsia.

Ternyata, Fernandes berhasil membalikkan prediksi tersebut. Hanya dalam waktu 2 tahun, AirAsia berekspansi ke Indonesia, Jepang, Filipina dan Thailand dan menjadi maskapai penerbangan termurah di wilayah tersebut. (Sis/Gdn)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya