Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah menilai rangkaian acara Peringatan 60 Tahun Konferensi Asia Afrika (KAA) yang berlangsung 19-24 April 2015 di Jakarta dan Bandung dapat menjadi ajang peningkatan kerja sama ekonomi antarnegara di kedua benua tersebut. Namun, Direktur Eksekutif Pusat Transformasi Kebijakan Publik Nugroho Wienarto menilai ada sejumlah tantangan terkait penguatan kerja sama ekonomi yang akan dihadapi oleh Indonesia dan negara-negara lainnya yang terlibat di dalam KAA.Â
Nugroho menjelaskan, salah satu bentuk tantangan tersebut adalah konflik kepentingan dalam bidang ekspor produk manufaktur. "Di benua Asia, Indonesia mengalami persaingan ketat di dalam bidang ekspor produk manufaktur, khususnya produk padat karya seperti tekstil dan garmen dengan negara-negara seperti Bangladesh, China, India dan Vietnam," ujarnya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis (23/4/2015).
Dia menjelaskan, dari data yang diolah oleh Gustav Papanek, Professor Emeritus bidang Ekonomi dari Universitas Boston yang juga Penasihat Senior Transformasi, laju pertumbuhan ekspor tekstil dan garmen di Indonesia hanya naik 1 persen antara tahun 2012 hingga 2013, sedangkan keempat negara tersebut berhasil bertumbuh sebesar 6 persen.
Selain negara-negara di Asia, Indonesia juga harus bersaing dengan negara-negara di Afrika, di mana sektor manufaktur telah bertumbuh dengan sangat pesat. Pertumbuhan sektor manufaktur dalam PDB di bagian sub-Sahara Afrika telah mencapai 10 persen hingga 14 persen dalam beberapa tahun terakhir.
"Ethiopia, salah satu negara sub-Sahara Afrika yang telah menyepakati kerja sama dengan Indonesia, kerap disamakan dengan China 30 tahun silam, dengan jumlah angkatan kerja yang besar dan upah yang relatif rendah," kata dia.
Negara-negara Afrika lainnya, seperti Kenya, Lesotho, Rwanda, Senegal dan Tanzania, dikabarkan juga turut mengincar 80 juta pekerjaan manufaktur yang diprediksi akan berpindah keluar dari China.
"Mayoritas anggota KAA adalah negara-negara berkembang, sehingga dalam bidang ekspor, mereka pun mengincar pangsa pasar yang sama, yaitu Amerika Serikat serta Eropa. Dari situ ada kemungkinan timbulnya konflik kepentingan," tandasnya. (Dny/Gdn)
Selain Peluang, KAA Juga Beri Tantangan Bagi Indonesia
Selain negara-negara di Asia, Indonesia juga harus bersaing dengan negara-negara di Afrika.
Diperbarui 23 Apr 2015, 10:25 WIBDiterbitkan 23 Apr 2015, 10:25 WIB
Mobil pembawa delegasi peserta Konferensi Asia-Afrika (KAA) melintasi kawasan Bundaran HI, Jakarta, (22/4/2015). Iring-iringan rombongan peserta KAA terlihat di kawasan ini usai melakukan pertemuan peringatan ke-60 KAA di JCC. (Liputan6.com/Faizal Fanani)... Selengkapnya
Advertisement
Video Pilihan Hari Ini
Produksi Liputan6.com
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
CEO Vale Indonesia Febriany Eddy Mengundurkan Diri Usai Gabung ke Danantara
Punya Rumah Minimalis? Ini 4 Tips Pilih Perabotan Biar Nggak Bikin Sumpek!
5 Potret Model Kanopi Baja Ringan depan Rumah Atap Spandek
Cara Mengoles Mentega di Roti Ungkap Kepribadian, Kamu Seperti Apa?
VIDEO: Pedagang Bakso Ditangkap Polisi Jual Obat Terlarang di Warung
5 Model Gamis Motif Polkadot untuk Gaya Retro hingga Kasual, Tampil Beda dan Menawan
Jadwal dan Link Siaran Lakers vs Timberwolves - NBA Playoffs 2025 di Vidio
IMF Ramal Ekonomi Indonesia Terjerembab, Sri Mulyani: Lebih Baik dari Vietnam-Meksiko
Temukan 3 Perbedaan Kucing Tidur di Jerami dalam 29 Detik, Bikin Mikir Keras
Mutasi Hakim MA, Komisi III DPR: Semoga Ada Perubahan dan Tak Ada Jual Beli Putusan Lagi
Teks Khutbah Jumat Terakhir April 2025: 4 Ciri Suami Istri Calon Penghuni Surga
Luna Maya Ungkap Tantangan Memerankan Sosok Nyai di Film Gundik