Liputan6.com, New York - Melihat para bos perusahaan multinasional, banyak orang akan membayangkan para petinggi perusahaan itu mendapatkan total gaji super tinggi. Kenyatannya, beberapa CEO bahkan sama sekali tidak mendapatkan gaji.
Mengutip laman CNN Money, Jumat (25/4/2015), Tesla mengumumkan, CEO Tesla Elon Musk tak membawa sepeser uangpun tahun lalu sebagai hasil jerih payahnya membesarkan perusahaan. Tak ada uang tunai. Tak ada saham satu lembar pun.
Secara teknis, Tesla menawarkannya gaji pokok minimum senilai US$ 35.360 tapi Musk tak pernah mencairkan cek tersebut.
Advertisement
Berbeda dengan rekan-rekannya sesama miliarder seperti CEO Whole Foods' John Mackey, CEO Google Sergey Brin dan Larry Page, CEO Facebook Mark Zuckerberg, CEO National Instruments James Truchard, dan CEO Kinder Morgan Richard Kinder yang mengantongi gaji hanya US$ 1 tahun lalu.
Tapi siapa pula yang akan repot-repot mencairkan cek senilai US$ 1. Dengan kata lain, para CEO tersebut bekerja tanpa digaji.
Gaji US$ 1 menjadi pernyataan populer di kalangan pejabat tinggi pemerintahan dan beberapa CEO selama Perang Dunia I dan Perang Dunia II. Mereka hanya mengambil gaji US$ 1 dibandingkan US$ 0, tak sepeserpun.
Saat itu, ilegal hukumnya bagi para pejabat pemerintahan untuk menolak gaji kecuali di waktu-waktu darurat.
Kini ada banyak CEO yang menerima gaji US$ 1 per tahun. Tapi sebagian besar dari mereka masih menerima dividen atau bonus dari perusahaan.
Tengok saja CEO Oracle Larry Ellison yang pulang hanya dengan gaji US$ 1 tapi dia merupakan CEO dengan bayaran tertinggi di dunia. Pada 2013, dia mendapatkan bayaran US$ 65,7 juta.
Begitu juga dengan investor lain Carl Icahn, CEO Sears Eddie Lampert dan CEO HP Meg Whitman yang menerima bayaran hanya US$ 1 tahun lalu. Beberapa CEO memang lebih memilih pembayaran dari sahamnya dibandingkan menerima gaji.
Artinya, bayaran atas keringatnya disesuaikan dengan kinerja perusahaan. Itulah mengapa CEO American Airlines Doug Parker mengumumkan dirinya tak lagi menerima gaji.
"Saya yakin akan mendapatkan kompensasi yang tepat. Risikonya ya bayaran yang diberikan tergantung hasil yang dicapai perusahaan," tandas dia. (Sis/Nrm)