Liputan6.com, Ambon - Kasus hukum yang menjerat para tenaga kerja indonesia (TKI) di luar negeri menjadi pelajaran tersendiri bagi pemerintah.
Pembenahan mulai dilakukan, salah satunya memberikan pelatihan kepada para tenaga kerja yang akan berangkat mencari nafkah di negeri orang.
Ke depan, pemerintah hanya akan mengirim TKI yang terlatih dan bisa berbahasa Inggris serta bahasa setempat. Sebab, masalah kemampuan bahasa membuat majikan dan PRT tak bisa berkomunkasikasi dengan baik sehingga menimbulkan masalah.
"Kebanyakan PRT itu tamatan SD jadi tidak bisa Bahasa Inggris. Ini menyebabkan komunikasi majikan dengan mereka tak lancar," kata Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPA) Yohana Yembise di Ambon, Selasa (12/5/2015).
Untuk itu, Yohana menggandeng Orang terkaya di Indonesia versi majalah Forbes Tahir untuk membantu memberikan pelatihan bagi para TKW yang akan bekerja di luar negeri.
Selain bahasa Inggris, pelatihan bahasa negara tujuan juga akan diberikan kepada para TKI. Pada tahap awal sebanyak 4.000 TKI akan dilatih mulai Agustus 2015.
"Pilot project-nya di Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Nusa Tenggara Timur (NTT), dan Maluku," terangnya.
Tahir melalui Tahir Foundation akan menyokong dana buat program pelatihan ini hingga 2019. Sementara pemerintah daerah menyediakan tempat-tempat pelatihan. "Para TKI akan mengikuti pelatihan sekitar tujuh bulan," jelas dia.
Tak hanya kemampuan bahasa, pemerintah juga akan fokus memberikan pelatihan keterampilan serta mengajarkan para TKI mengenai cara menghadapi masalah seperti pelecehan seksual.
Advertisement
Berbekal itu semua, diharapkan para TKI bisa bekerja dengan aman dan nyaman di luar negeri sehingga pundi-pundi uang bisa mengalir ke dalam negeri. (Ndw/Nrm)