Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan Indonesia Bagian Timur menjadi masa depan‎ negara ini. Sebab selama ini terlalu banyak kekayaan alam di daerah tersebut yang dirampas negara lain, salah satunya terkait penangkapan ikan ilegal (Illegal Fishing).
Jokowi pun mengaku tak ingin kehilangan momentum lagi dengan melalaikan pembangunan infrastruktur di Indonesia Timur.
"Di Maluku, Ternate dan Tidore banyak kapal di malam hari sudah kayak pasar. Ada sekira 7.000 kapal asing lalu lalang dibiarkan menangkap ikan ilegal dan sekira 70 persen ada di Indonesia Timur. Kehilangan pendapatan Rp 300 triliun dan kita cuma jadi penonton," kenang Jokowi di Jakarta, Senin (25/5/2015).
Dalam hal ini, Jokowi menegaskan, pemerintah bekerjasama dengan nelayan membangun pabrik pengolahan ikan, menyediakan mesin pendingin (cold storage). Kebutuhan tersebut tidak bisa dikerjakan sendiri oleh pemerintah, karena membutuhkan investasi.
‎"Indonesia Timur adalah masa depan kita, jangan keliru ambil kebijakan. Karena kita pernah kehilangan momentum booming minyak, kayu dan hampir kehilangan momentum minerba. Ke depan perlu hilirisasi barang-barang mentah," tegas dia.
Sementara pemerintah dan swasta, tambah dia, akan membangun berbagai infrastruktur pelabuhan, transportasi, seperti pelabuhan Kuala Tanjung di Sumatera Utara, Tanjung Priok, Tanjung Perak, Pelabuhan di Makassar yang dapat menjadi tempat bersandar bagi kapal-kapal besar.
"Percuma kalau Indonesia Timur tidak bisa merata pembangunannya. Sebab kita inginkan biaya transportasi lebih murah, ongkos logistik menurun, supaya daya saing meningkat. Maka dari itu, swasta silakan masuk karena pemerintah tidak bisa sendirian mengerjakannya," tandas dia. (Fik/Nrm)
Â