Pengusaha Minta Subsidi Bunga KUR Harus Tepat Sasaran

Pemerintah kemudian menambah subsidi bunga untuk penyaluran KUR ‎kepada debitor pelaku UMKM.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 18 Jun 2015, 20:40 WIB
Diterbitkan 18 Jun 2015, 20:40 WIB
Pembangunan Perumahan
Ilustrasi (Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta Pengusaha yang tergabung dalam Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) menyambut baik subsidi bunga Kredit Usaha Rakyat (KUR) menjadi Rp 1 triliun.

Subsidi bunga ini dinilai akan meringankan cost of fund atau biaya dana sebagian pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Meski demikian, pengusaha meminta agar distribusi bunga KUR ini tepat sasaran.

“Yakni mereka yang merupakan pengusaha pemula, utamanya mikro, yang selama ini memang kesulitan dalam mengakses sumber pembiayaan seperti perbankan,” ujar Ketua Bidang UKM dan Koperasi BPP Hipmi Yuke Yurike di Jakarta, Kamis (18/6/2015).

Dia mengatakan, salah satu pos yang cukup membebani pembiayaan UKM adalah biaya dana. Sebab itu, pengusaha menyambut baik alokasi APBN per tahun sebesar Rp 1 triliun ini untuk subsidi bunga UMKM.

Sebagaimana diketahui, pemerintah kemudian menambah subsidi bunga untuk penyaluran KUR ‎kepada debitor pelaku UMKM, sehingga bunga bank berlaku adalah sebesar 12 persen dari sebelumnya sekitar 23 persen.

Proses administrasinya akan segera dijalankan, sehingga dapat selesai pada awal Juli 2015. Perbankan yang menjadi penyalur KUR hanyalah PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) Tbk.

Pada awal tahun lalu, Hipmi telah mengusulkan dan mendorong pemerintah agar memberikan fasilitas subsidi bunga kepada pelaku UMKM. Pengusaha juga mengucapkan terima kasih kepada pemerintah sebab usulan ini kemudian ditindaklanjuti dan dieksekusi pemerintah.

Meski demikian, Yuke mengatakan, berdasarkan pengalaman sebelumnya, KUR yang disalurkan belum cukup tepat sasaran. Dari kajian Hipmi, sebagian besar penerima KUR merupakan UKM yang sudah mapan dari sisi aset dan collateral loan

“Padahal, semangat KUR ini sejak awal adalah untuk pengusaha pemula, ukurannya sebagian besar mikro, dan dianggap tidak bankable. Kita mau supaya subsidi KUR ini jangan yang secara komersial bisnisnya sudah mapan dan sangat menguntungkan,” papar Yuke. (Yas/Nrm)

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya