Harga Emas Menguat Dipicu Pelemahan Dolar

Emas telah berada di bawah tekanan tahun ini akibat ketidakpastian atas waktu setiap kenaikan suku bunga.

oleh Nurmayanti diperbarui 04 Jul 2015, 07:14 WIB
Diterbitkan 04 Jul 2015, 07:14 WIB
Emas
Emas batangan. (Foto: Liputan6.com)

Liputan6.com, New York - Harga emas dunia menguat di akhir pekan ini, kembali dari posisi terendahnya dalam 3,5 bulan, dipicu pelemahan dolar Amerika Serikat (AS).

Meski demikian, para investor tetap berhati-hati menjelang pelaksanaan Referendum Yunani terkait kesepakatan bailout internasional yang berlangsung di hari Minggu.

Melansir laman Reuters, di pasar spot naik 0,2 persen menjadi US$ 1.167,70 per ounce. Harga logam mulia ini, telah turun ke US$ 1.156,85 per ounce, posisi terendah sejak pertengahan Maret, jelang rilis data non-farm payrollharga emas. Pertumbuhan pekerjaan pada bulan lalu dilaporkan di luar harapan analis.

"Dilihat dari bagaimana emas turun menjelang rilis data AS kemarin, laju pasar emas jelas ke sisi bearish," kata analis Julius Baer Carsten Menke.

Sebelum data non-farm payroll rilis, sebenarnya sudah ada harapan yang kuat bahwa Fed akan menaikkan suku bunga untuk pertama kalinya dalam hampir satu dekade pada bulan September.

Di tahun ini, emas selalu berada di bawah tekanan akibat ketidakpastian tentang waktu kenaikan suku bunga, yang bisa menguatkan dolar dan melemahkan harga emas.

Ketidakpastian soal kondisi Yunani sejauh ini juga telah gagal memicu permintaan emas di pasar ritel, meski logam ini sering dianggap sebagai aset safe haven.

Pemerintah Yunani telah menyerukan Referendum pada hari Minggu, setelah lima bulan pembicaraan sengit dengan kreditor selama lima bulan.

"Ini bukan hanya tentang hasil Referendum, tetapi juga tentang reaksi dari Bank Sentral Eropa, yang bisa memotong tingkat kredit pendanaan untuk Yunani," kata analis Commerzbank, Carsten Fritsch.

"Itu bisa memicu beberapa pembelian emas," lanjut dia.(Nrm/Igw)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya