Liputan6.com, New York - Harga emas mengukir sedikit keuntungan pada Jumat (24/7/2015) ini, seiring pelemahan dolar Amerika Serikat (AS) dan penurunan harga yang memikat pembeli tertarik membeli logam mulia ini.
Melansir laman Wall Street Journal, kontrak harga emas yang paling aktif diperdagangkan, untuk pengiriman Agustus, naik US$ 2,60 (0,2 persen) menjadi US$ 1.094,10 per troy ounce di divisi Comex New York Mercantile Exchange.
Harga emas sempat terdorong ke level terendah dalam lima tahun pada Rabu, karena investor meninggalkan logam mulia ini dipicu ekspektasi bahwa Federal Reserve akan menaikkan suku bunga untuk pertama kalinya dalam hampir satu dekade.
Memang, Kepala The Fed Janet Yellen menegaskan rencana bank sentral untuk meningkatkan biaya pinjaman tahun ini, mendorong para pedagang untuk menyesuaikan harapan tentang kebijakan moneter AS dan dampaknya terhadap harga emas. Maklum, emas tidak memberikan imbal hasil seperti aset lain semisal obligasi Treasury ketika harganya naik.
Namun, permintaan emas kembali menguat dipicu pelemahan dolar terhadap mata uang euro dan yen Jepang, memikat pembeli kembali ke pasar. Emas yang dihargakan dalam dolar dan menjadi lebih murah bagi para pedagang ketika mata uang ini jatuh.
Advertisement
"Emas datang saat dolar melemah dan memberikannya dorongan," kata Bob Haberkorn, Broker Komoditas Senior RJO Futures di Chicago.
Beberapa pembeli juga tertarik dengan tajamnya penurunan harga emas, yang mencapai 6,6 persen di bulan ini dan telah kehilangan 7,4 persen dari nilai tahun ini.(Nrm/Igw)