Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meninjau pembangunan jalan tol Solo-Kertosono usai melakukan kunjungan kerja ke Nusa Tenggara Timur (NTT) bersama Ibu Negara Iriana dan sejumlah menteri Kabinet Kerja.
Saat meninjau pembangunan jalan tol Solo-Kertosono pada KM 35 di desa/kecamatan Sidoarjo, Kabupaten Sragen, Jokowi menuturkan, ia sedang melakukan negosiasi agar realisasi pembangunan jalan tol itu lebih cepat dari yang direncanakan.
"Tujuan saya datang ke sini ingin memastikan laporan yang saya terima sama dengan yang di lapangan," kata Jokowi, seperti dikutip dari situs Setkab, Minggu (26/7/2015).
Advertisement
Ia meyakinkan, dengan tersambungnya semua ruas, maka ongkos transportasi akan menjadi lebih murah, biaya logistik murah sehingga harga barang-barang juga dapat lebih murah. "Ongkos transportasi dan logistik lebih tinggi 2,5 persen dari negara tetangga," kata Jokowi.
Jokowi menargetkan pembangunan tol trans-Jawa ruas Solo-Sragen selesai pada Desember 2016, sedangkan saat ini proses pembebasan lahan sudah beres. Ruas jalan tol Solo-Sragen itu diharapkan selesai pada Lebaran tahun depan.
Jokowi mengatakan, jalan tol ruas Solo-Sragen terlebih dulu, sedangkan land clearing sudah 100 persen selesai. Ruas tol Sragen-Ngawi masih ditawar pada Desember 2016. Untuk ruas Sragen-Ngawi pembebasan lahan sudah rampung 100 persen.
Buka Lahan
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono dalam laporannya mengatakan, secara keseluruhan permasalahan lahan tidak menjadi penghalang pengerjaan jalan tol itu.
Ia menuturkan, di Kartosuro-Karanganyar sepanjang 10,4 KM tanah sudah 94 persen bebas, Karanganyar-Sragen sepanjang 13,7 KM sudah 91 persen bebas, Sragen-Ngawi 54,5 KM sudah 88 persen bebas, Ngawi-Madiun 19,6 KM sudah 84 persen bebas, Madiun-Caruban 8,5 KM sudah 69 persen bebas, dan Caruban-Nganjuk 35,6 KM sudah 63 persen bebas.
Seperti diketahui, jalan tol sepanjang 180 KM tersebut dibagi menjadi tiga paket pekerjaan. Paket pertama adalah ruas Solo-Kartosuro sekitar 20,9 KM di Solo-Ngawi yang menjadi tanggung jawab pemerintah dan dibiayai dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) murni.
Paket kedua adalah ruas Nganjuk-Kertosono sepanjang 39,10 KM di Ngawi-Kertosono yang juga menjadi tanggung jawab pemerintah yang didanai oleh pinjaman dari China sepanjang 37,4 KM. Sisanya 1,7 KM didanai APBN murni. Paket ketiga adalah ruas di Sragen-Nganjuk yang dilakukan oleh investor. (Ahm/Gdn)