Liputan6.com, New York - Para hedge fund berspekulasi atas penurunan harga emas. Hal itu melihat data Commodity Futures Trading Commission, hedge fund dan para pelaku pasar lainnya melakukan aksi jual sebanyak 11.345 kontrak pada pekan yang berakhir pada 21 Juli.
Emas berjangka jatuh ke level terendah sejak 2010 di Comex pada Jumat pekan lalu, menunjukkan pelaku pasar mengharapkan harga turun. Emas telah jatuh hampir setiap hari pada Juli, menuju penurunan bulanan terbesar sejak Juni 2013. "Tidak diragukan lagi, kami telah melihat pergeseran sentimen emas," kata Dan Denbow, Analis USAA Precious Metals & Minerals Fund di San Antonio.
Baca Juga
"Antusiasme terhadap emas berkurang," tambah Denbow, seperti dikutip dari laman Bloomberg, Senin (27/7/2015).
Advertisement
Harga emas anjlok disebabkan spekulasi meningkat akan naiknya suku bunga AS pada 2015, sehingga mengurangi daya tarik emas karena tidak memberi bunga seperti aset lain. Pada saat sama, pembelian emas oleh China kurang dari yang diharapkan para analis. Hal itu membuat dolar Amerika Serikat terus semakin kuat.
Head of Commodities Research dari Goldman Sachs Group Inc, Jeffrey Currie mengatakan saat ini harga emas belum terlalu buruk. Harga emas bisa saja jatuh di bawah US$ 1.000 per troy ounce untuk pertama kalinya sejak 2009. "Risikonya jelas, cenderung turun," tambah Currie.
Currie tidak sendirian memprediksi tren turun pada harga emas. Georgette Boele dari ABN Amro Bank dan Robin Bhar dari Societe Generale mengatakan emas akan mendekati US$ 1.000 per troy ounce pada Desember.
Indeks Bloomberg Commodity pekan ini jatuh ke level terendah dalam 13 tahun ini dikarenakan harga emas turun. Penurunan harga emas lebih lanjut menyebabkan kerugian bagi penambang emas. Saham Barrick Gold Corp, produsen emas terbesar di dunia, mengalami penurunan mingguan terbesar sejak April 2013 di Toronto. (Ilh/Ahm)