Liputan6.com, New York - Harga emas melemah pada Rabu (29/7/2015) ini, terbebani penguatan dolar Amerika Serikat (AS) dan kekhawatiran akan pernyataan Federal Reserve soal suku bunga.
Harga emas untuk pengiriman Agustus, kontrak paling aktif diperdagangkan, ditutup turun US$ 0,20 menjadi US$ 1.096,20 per troy ounce di divisi Comex New York Mercantile Exchange, melansir laman Wall Street Journal.
Dolar tercatat menguat terhadap mata uang lainnya. Ini membuat investor semakin yakin jika The Fed segera menaikkan suku bunganya dalam beberapa bulan mendatang, dilatarbelakangi data ekonomi AS yang solid.
Maklum, menguatnya dolar menjadi berita buruk bagi emas, yang dijual dalam mata uang dolar karena menjadi lebih mahal untuk pembeli asing.
Advertisement
Dolar baru-baru ini naik 0,3 persen terhadap mata uang yen di posisi ¥ 123,61. Sementara Euro turun 0,3 persen menjadi US$ 1,1044.
Investor emas juga gugup jika The Fed akan lebih optimis memberikan pandangan dipicu harapan tentang kondisi ekonomi AS, pada akhir pertemuannya yang berlangsung pada Rabu ini.
Sebelumnya, Kepala The Fed Janet Yellen di awal bulan, mengatakan jika bank sentral kemungkinan akan menaikkan suku bunga pada tahun ini juga jika pemulihan ekonomi terus berlanjut. Sebuah pernyataan dari Fed memberikan harapan kenaikan suku bunga berlangsung pada awal September.
"Pertemuan Fed membayangi logam mulia. Meski masih belum ada konsensus tentang apakah (Fed) akan siap untuk bertindak pada pertemuan September nanti (soal suku bunga)," menurut catatan Analis Standard Bank.Â
Ekspektasi kenaikan suku bunga di bulan-bulan mendatang mendorong harga emas masuk ke posisi terendah dalam lima tahun minggu lalu. Emas, yang tidak memberikan bunga, harus berjuang untuk bersaing dengan investasi lain yang menawarkan imbal hasil saat harganya naik. (Nrm/Igw)