Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perindustrian Saleh Husin mengapresiasi langkah anak perusahaan Artha Graha yaitu, PT Artha Metal Sinergi (AMS) yang akan membangun pabrik baja di dalam negeri.
Dia mengatakan, investasi ini yang membuktikan bahwa meski kondisi ekonomi global belum pulih sepenuhnya dan ekonomi nasional masih mengalami pelemahan, namun minat investor untuk menanamkan modalnya di Indonesia masih tetap tinggi.
"Dengan situasi ekonomi global yang belum baik yang pengaruhi ekonomi dalam negeri, ada investasi yang masuk, pemerintah akan mengapresiasi," ujarnya di Kantor Kementerian Perindustrian, Jakarta, Selasa (25/8/2015).
Menurutnya, dengan tumbuhnya investasi semacam ini akan memberikan dampak bagi nilai tambah di dalam negeri dan menciptakan lapangan kerja. Dengan demikian, diharapkan juga akan berdampak positif bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia.
"Ini sejalan dengan keinginan pemerintah dalam rangka mendorong nilai tambah dan akan menciptakan lapangan kerja. Ini akan berikan harapan yang baik untuk ekonomi ke depan," kata dia.
Saleh juga meminta investor untuk menanamkan investasinya di Indonesia meski kondisi ekonomi nasional tengah mengalami perlambatan. Dia meyakini bahwa perlambatan pertumbuhan ekonomi ini hanya berlangsung sementara dan akan segera mengalami perbaikan.
"Orang kalau melakukan investasi berhitung tidak hanya untuk 1 tahun-2 tahun, tapi 20 tahun-30 tahun ke depan. Bagi pengusaha, kurva yang naik turun itu biasa. Jadi pelemahan ekonomi ini hanya temporari," tandasnya.
Sebelumnya, PT Artha Metal Sinergi (AMS) yang merupakan anak usaha dari Artha Graha Network telah menyatakan komitmennya untuk membangun pabrik baja pertamanya di Indonesia. Dalam pembangunan pabrik ini, AMS akan mengandeng perusahaan asing.
CEO AMS Felix Effendi mengatakan penandatanganan kerjasama dalam bentuk join venture antara AMS dengan rekan asingnya akan dilakukan pada awal September ini. Namun, dia masih enggan menyebutkan perusahaan yang akan menjadi mitranya tersebut.
"Bentuknya JV (join venture). Investasi miliaran dolar Amerika Serikat," katanya.
Menurut Felix, industri baja yang akan dibangun ini merupakan industri yang terintegrasi mulai dari hulu hingga hilir. Untuk tahap awal, produk yang dihasilkan yaitu baja konstruksi.
"Ini rencana untuk jadi major player di Indonesia untuk bangun pabrik baja yang terintegrasi dari hulu ke hilir. Tahap awal akan mulai dari hilir dulu," lanjut dia.
Pemancangan tiang pertama (groundbreaking) pabrik ini rencananya baru akan dilaksanakan pada akhir 2016. Untuk tahap awal, proses pembangunan pabrik ini ditargetkan selesai dalam dalam 1,5 tahun.
"Untuk secara keseluruhan akan selesai dalam kurun waktu 5 tahun-7 tahun. Kalau fase awal pembangunan 1,5 tahun. Lokasinya di Jawa. Pabrik ini menggunakan teknologi terbaru, sehingga diharapkan bisa efisien, kita lihat dalam jangka panjang dan kita pilih tekno yang mutakhir, makanya investasinya besar," tandas dia. (Dny/Ndw)