Liputan6.com, Jakarta - Tidak semua orang bisa jadi pemimpin. Kompetensi tinggi pun tidak menjamin seseorang menjadi pemimpin sukses. Lebih jauh lagi, seorang karyawan teladan pun belum tentu dia handal menjadi pemimpin nantinya. Agak sulit memang untuk menentukan siapa yang cocok jadi pemimpin.
Namun setidaknya, menurut seorang profesor di bidang psikologi bisnis, Thomas Chamorro Premuzic, yang dilansir dari laman World Economic Forum, Minggu (11/10/2015), ada tiga sifat khusus yang dimiliki peimpin yang baik. Berikut penjelasannya.
1. 'Membosankan'
Advertisement
Chamorro menyebut, istilah lebih jauh dari kata 'membosankan' adalah 'dewasa secara emosional'. Menurutnya ini tentang menjadi seseorang yang punya emosi yang stabil, menyenangkan dan teliti.
Dia menyitir sebuah studi yang dilakukan Timothy A Judge Ph.D yang mengatakan, cara mengetahui gaya kepemimpinan yang efektif adalah dari keterbukaan atau lingkungan sosial, ketelitian, atau organisasi dan etos kerja.
Sementara kita berpikir bahwa Steve Jobs (pendiri Apple) dan Jeff Bezos (CEO Amazon) adalah seorang pemimpin yang handal, Chamorro mengatakan dua legenda pemimpin tersebut adalah pengecualian, karena menurutnya mereka kurang stabil dan narsis.
Analisis dari Google juga menyebut, pemimpin yang hebat adalah yang bisa diprediksi dan konsisten.
"Jika pemimpin konsisten, orang-orang di tim-mnya akan mengalami pengalaman yang luar biasa, karena mereka akan mengetahui batasan-batasan tertentu, dan mereka bisa melakukan apapun yang mereka suka," sebut Google.
2. Pintar Secara Emosional
Jadi manager atau pemimpin, menurut Chamorro, pada dasarnya adalah menangani manusia, sebagai lawan sebuah proyek atau pekerjaan. Tentunya harus bisa me-manage emosi mereka juga.
Pemimpin yang efektif adalah orang yang santai dan membumi, sehingga mereka bisa menangani kekesalan orang lain dengan baik. Di sisi lain mereka tidak memiliki emosi tinggi dan reaktif terhadap suatu hal yang bisa menyebabkan pada perasaan yang negatif.
Kadang-kadang menurut Chamorro, 'berpura-puralah' dan tunjukkan emosi yang baik. Itu semua demi karyawan.
3. Menunjukkan Integritas
Pemimpin yang menunjukkan integritas tidak akan berperilaku kontraproduktif. Ini penting bagi kepemimpinan yang baik: Seperti pengalaman Bernie Madoff. Jadi pintar dan berbakat tidak cukup. Perilaku buruk atau tak bermoral bisa menghancurkan Anda juga organisasi Anda.
Menariknya, Fred Kiel Ph.D menunjukkan studi bahwa CEO yang punya integritas tinggi di mata karyawannya punya keuntungan kembali 9,4 persen, sementara yang punya integritas rendah di mata karyawannya hanya 1,9 persen.
Pada akhirnyaa, kembali lagi pada 'menjadi membosankan'. Pemimpin yang bisa diprediksi dan diandalkan dinilai tinggi dalam hal integritas oleh pekerjanya, menurut Chamorro.
Organisasi harus tahu bahwa pemimpin mereka belum tentu adalah orang yang demonstratif dalam organisasi. Bisa jadi kesuksesan itu disebabkan oleh pekerja yang stabil dan bisa diandalkan. (Zul/Ahm)