Harga Tanah Tinggi, Pengusaha Relokasi Pabrik ke Jawa Tengah

Relokasi industri tekstil dari Jawa Barat ke Jawa Tengah dapat menyerap tenaga kerja hingga mencapai 70 ribu orang.

oleh Septian Deny diperbarui 15 Okt 2015, 20:20 WIB
Diterbitkan 15 Okt 2015, 20:20 WIB
Investasi Teksil Meningkat Saat Ekonomi Lesu
Pekerja memotong pola di pabrik Garmen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Semarang - Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) menyatakan, sebanyak 47 industri tekstil melakukan relokasi ke Jawa Tengah. Industri-industri ini mayoritas berasal dari wilayah Jawa Barat.

Ketua Dewan Pembina API, Benny Soetrisno mengatakan, dari relokasi yang dilakukan oleh industri tekstil tersebut, mampu menyerap tenaga kerja hingga mencapai 70 ribu orang di Jawa Tengah.

"Banyak ada 47 perusahaan sampai Agustus kemarin. Serapan tenaga kerjanya mencapai 70 ribu orang," ujar Benny di Semarang, Jawa Tengah, Kamis (15/10/2015).

Dia menjelaskan, industri yang memindahkan pabriknya dari Jawa Barat ke Jawa Tengah lantaran harga lahan yang semakin tinggi di provinsi yang dipimpin oleh Ahmad Heriawan tersebut.

"Kebanyakan di Jawa Barat karena tanahnya sudah jadi tanah komersial. Lebih baik dibikin distro, cafe, properti. Jadi mutasinya ke Jawa Tengah. Kalau tetap di Jawa Barat paling ke Majalengka," kata dia.

Hingga Agustus, API juga mencatatkan industri di sektor ini juga telah memberhentikan tenaga kerjanya sebanyak 26 ribu orang. Wilayah terbanyak juga berada di Jawa Barat.

"Kalau PHK (pemutusan hubungan kerja) murni selalu ada tiap hari, tatapi yang rekrut tiap hari juga ada. Di API yang laporkan sampai Agustus lalu 26 ribu tenaga kerja," jelas Benny.

Namun menurut Benny, dengan adanya Desk Khusus Investasi Tekstil dan Sepatu yang diluncurkan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) pekan lalu diharapkan mampu mengatasi masalah-masalah yang terap dihadapi oleh industri tekstil dalam negeri.

"Desk ini seperti poliklinik yang mendiagnosa persoalan yang dihadapi perusahaan. Harus disembuhkan oleh dokter spesialisnya. Misalnya kalau masalah keuangan diperiksa di perbankan dan mungkin Kementerian Keuangan juga bisa bantu," tandas Benny. (Dny/Ahm)

 
 

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya