Desk Khusus Investasi BKPM Sasar Investor Semarang

Jawa Tengah telah menggeser dominasi Jawa Barat untuk lokasi investor di sektor tekstil.

oleh Septian Deny diperbarui 14 Okt 2015, 14:45 WIB
Diterbitkan 14 Okt 2015, 14:45 WIB
20151002-Mendag Thomas Lembong dan Kepala BKPM Franky Sibarani-Jakarta
Mendag Thomas Lembong (kanan) dan Kepala BKPM Franky Sibarani memberikan keterangan pers usai rapat kebijakan paket ekonomi tiga di Jakarta, Jumat (2/9/2015). Rapat membahas desk khusus investasi tekstil dan sepatu. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) kembali melakukan sosialisasi Desk Khusus Investasi Tekstil dan Sepatu. Kali ini, ibu kota Jawa Tengah yaitu Semarang, dipilih sebagai tempat sosialisasi mengingat provinsi tersebut sebagai sentra industri padat karya yang merupakan provinsi utama yang menyediakan tenaga kerja untuk industri-industri padat karya di seluruh Indonesia.

Kepala BKPM, Franky Sibarani menyampaikan, pemilihan Jawa Tengah lantaran memiliki arti strategis sebagai provinsi yang menjadi lokasi utama investasi tekstil.

"Lima provinsi yang menjadi lokasi utama investasi tekstil mencakup 98 persen total nilai investasi semester I 2015 yakni Jawa Tengah, Jawa Barat, Jakarta, Jawa Timur, dan Yogyakarta," ujar Franky dalam keterangan resminya di Jakarta, Rabu (14/10/2015).

Franky menambahkan, Jawa Tengah menggeser dominasi Jawa Barat yang sebelumnya mendominasi lokasi investasi di sektor tekstil ini.

"Dengan disosiliasikannya Desk Khusus Investasi Tekstil dan Sepatu ini, diharapkan dapat menjangkau pengusaha-pengusaha baru maupun existing yang ada di Jawa Tengah dan sekitarnya," kata dia.

Khusus di Jawa Tengah, selama semester I 2015, tercatat investasi tekstil senilai Rp 2,4 triliun yang telah direalisasikan 72 proyek dan menyerap 25.800 tenaga kerja. Bila dilihat dalam lima tahun terakhir dengan tercatat nilai total investasi mencapai Rp 12,3 triliun.

Sebelumnya, BKPM telah melakukan sosialiasi DKI-TS di Jakarta dan dihadiri oleh kurang lebih 300 pengusaha tekstil dan sepatu yang mayoritas berada di lokasi Jawa Barat dan sekitarnya.

"Dalam sosialisasi yang dilakukan di Jakarta, kami telah menerima pengusaha di sektor tekstil dan sepatu yang mengalami kesulitan.Kemudian 6 perusahaan di sektor hulu tekstil, diharapkan dengan sosialisasi ini, pengusaha-pengusaha lain terutama di Jawa Tengah dan sekitarnya dapat memanfaatkan desk ini dan menghubungi kami," kata Franky.

Pembentukan Desk Khusus Investasi Tekstil dan Sepatu dilakukan bersama antara Kemenko Perekonomian, Kementerian Perdagangan, Kementerian Perindustrian, Kementerian Tenaga Kerja serta Kementerian Keuangan, dan didukung oleh Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) dan Asosiasi Pabrikan Sepatu Indonesia (Aprisindo).

Franky menjelaskan, pembentukan desk khusus investasi tersebut dimaksudkan sebagai upaya pemerintah memfasilitasi investor existing di sektor tekstil dan sepatu dalam menghadapi permasalahan sehingga dapat mencegah terjadinya pemutusan hubungan kerja (PHK).

Franky mengatakan, desk khusus investasi tekstil dan sepatu ini merupakan bentuk kehadiran negara dalam memfasilitasi permasalahan yang dihadapi investor existing. (Dny/Ahm)

 
 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya