Industri Mebel China Maju Berkat Selundupan Bahan Baku RI

Disinyalir, bahan baku kayu yang didapat industri China adalah dari Indonesia yang diselundupkan secara ilegal.

oleh Septian Deny diperbarui 03 Nov 2015, 14:25 WIB
Diterbitkan 03 Nov 2015, 14:25 WIB
3 Pelaku Illegal Logging Ditangkap di Palu
Tiga pelaku illegal logging itu sebelumnya sudah masuk target operasi aparat Polres Donggala.

Liputan6.com, Jakarta - Industri mebel China cukup besar, meski tidak memiliki bahan baku kayu. Disinyalir, bahan baku kayu yang didapat industri China adalah dari Indonesia yang diselundupkan secara ilegal.

Ketua Mebel Rotan dan Bambu Asosiasi Mebel dan Kerajinan Indonesia (AMKRI) Edy Saputra mengatakan, meski tidak memiliki jumlah pasti, dia meyakini penyelundupan kayu ilegal tersebut masih dalam jumlah yang besar.

"Penyelundupan ini yang kita masih khawatirkan. Jumlahnya besar, tapi kan kita tidak tahu," ujarnya di Kantor Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Jakarta, Selasa (3/11/2015).

Dia menuding, kayu-kayu ilegal tersebut masuk ke negara lain seperti China yang tidak memiliki bahan baku mebel dan furnitur namun mampu menghasilkan produk dalam jumlah besar, bahkan lebih besar dari Indonesia.

"Dengan adanya penyelundupan bahan baku kayu, sama saja kita memberikan peluru ke negara lain seperti China. Karena mereka tidak punya bahan baku, tapi ada produk dari rotan di sana. Akibat bahan baku ekspor, daya saing kita di luar (pasar internasional) lemah," jelasnya.

Edy mengungkapkan, ada kecurigaan, kayu-kayu tersebut bisa keluar dengan mudah melalui perbatasan Indonesia dengan Malaysia di Kalimantan. Pasalnya, banyak kayu yang dikirim dari berbagai daerah ke Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Padahal provinsi tersebut bukan sentra kerajinan rotan dan furnitur.

"Jadi barang dari Tanjung Priok itu dikirim ke Banjarmasin. Padahal di sana bukan sentral produk ini. Nah yang kita tidak tahu habis dari situ lalu ke mana. Kalimantan kan dekat dengan Malaysia, jadi bisa saja diselundupkan lewat sana," tandas dia. (Dny/Zul)*

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya