Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah menilai posisi cadangan devisa (cadev) sebesar US$ 100,7 miliar per akhir Oktober 2015 masih aman. Secara umum, perekonomian Indonesia semakin membaik di tengah gejolak kondisi ekonomi dunia yang memicu fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).
Pernyataan ini disampaikan Menteri Keuangan (Menkeu), Bambang Brodjonegoro dalam acara Sosialisasi Dana Desa di Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan, Selasa (10/11/2015).
Baca Juga
"Cadev masih aman. Masih jauh di atas standar International Moneter Fund (IMF) yakni 3 bulan impor dan cukup membiayai 7,1 bulan impor. Jadi masih sangat aman," katanya.
Advertisement
Baca Juga
Seperti diketahui, Bank Indonesia (BI) melaporkan cadev Indonesia turun US$ 1 miliar menjadi US$ 100,7 miliar per 31 Oktober 2015 dari posisi akhir September ini sebesar US$ 101,7 miliar. Otoritas moneter menggelontorkan cadev dalam rangka stabilisasi kurs rupiah.
Posisi cadangan devisa per akhir Oktober 2015 masih cukup membiayai 7,1 bulan impor atau 6,6 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.
Bambang menambahkan, pelemahan kurs rupiah pada pembukaan perdagangan pagi tadi murni karena gejolak eksternal. Sebab diakuinya, fundamental ekonomi Indonesia sudah cukup baik. Hal ini terlihat dari realisasi inflasi dan pertumbuhan ekonomi kuartal III 2015 sebesar 4,73 persen.
"Pelemahan rupiah hanya karena gejolak eksternal. Kelihatannya fundamental kita sudah cukup baik, inflasi turun, defisit transaksi berjalan turun dan pertumbuhan ekonomi mulai naik. Jadi sebenarnya ekonomi kita semakin membaik untuk menghadapi gejolak dunia yang masih akan terjadi," jelas Bambang. (Fik/Ndw)