Cadangan Devisa Indonesia Sentuh USD 154,5 Miliar pada Februari 2025

Bank Indonesia mencatat perkembangan cadangan devisa dipengaruhi antara lain dipengaruhi oleh pembayaran utang luar negeri pemerintah dan kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah.

oleh Agustina Melani Diperbarui 07 Mar 2025, 13:17 WIB
Diterbitkan 07 Mar 2025, 12:56 WIB
Cadangan Devisa Indonesia Sentuh USD 154,5 Miliar pada Februari 2025
Bank Indonesia (BI) mencatat cadangan devisa akhir Februari 2025 tetap tinggi sebesar USD 154,5 miliar, turun USD 1,6 miliar dibandingkan posisi akhir Januari 2025. (Merdeka.com/Arie Basuki)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia (BI) mencatat cadangan devisa akhir Februari 2025 tetap tinggi sebesar USD 154,5 miliar, turun USD 1,6 miliar dibandingkan posisi akhir Januari 2025 sebesar USD 156,1 miliar.

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Ramdan Denny Prakoso menuturkan, perkembangan itu antara lain dipengaruhi oleh pembayaran utang luar negeri pemerintah dan kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah. Hal ini sebagai respons Bank Indonesia dalam menghadapi ketidakpastian pasar keuangan global yang tetap tinggi.

"Posisi cadangan devisa pada akhir Februari 2025 setara dengan pembiayaan 6,6 bulan impor atau 6,4 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor,” ujar Ramdan, seperti dikutip dari keterangan resmi, Jumat (7/3/2025).

Bank Indonesia menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.

"Ke depan, Bank Indonesia memandang posisi cadangan devisa memadai untuk mendukung ketahanan sektor eksternal,” tutur Ramdan.

Prospek Ekspor

Ia menuturkan, prospek ekspor yang tetap positif serta neraca transaksi modal dan finansial yang diprakirakan tetap mencatatkan surplus, sejalan persepsi positif investor terhadap prospek perekonomian nasional dan imbal hasil investasi yang menarik, mendukung tetap terjaganya ketahanan eksternal.

Bank Indonesia juga terus meningkatkan sinergi dengan Pemerintah dalam memperkuat ketahanan eksternal sehingga dapat menjaga stabilitas perekonomian dalam rangka mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

 

Promosi 1

Cadangan Devisa Indonesia Tembus Rp 2.550 Triliun pada Januari 2025

Hari Ini Rupiah Kembali Melemah Tembus Rp16.413 per Dolar AS
Bank Indonesia (BI) menegaskan akan memastikan keseimbangan supply dan demand di tengah pelemahan nilai tukar rupiah. (Liputan6.com/Angga Yuniar)... Selengkapnya

Sebelumnya, Bank Indonesia mencatat posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Januari 2025 sebesar USD 156,1 miliar, meningkat dibandingkan posisi pada akhir Desember 2024 sebesar USD155,7 miliar.

"Kenaikan posisi cadangan devisa tersebut antara lain bersumber dari penerbitan global bond pemerintah serta penerimaan pajak dan jasa di tengah kebijakan stabilisasi nilai tukar Rupiah sejalan dengan berlanjutnya ketidakpastian pasar keuangan global," kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia Ramdan Denny Prakoso, dikutip dari laman BI, Jumat (7/2/2025).

Ramdan menjelaskan, posisi cadangan devisa pada akhir Januari 2025 setara dengan pembiayaan 6,7 bulan impor atau 6,5 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.

Bank Indonesia menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.

"Ke depan, Bank Indonesia memandang cadangan devisa memadai untuk mendukung ketahanan sektor eksternal," ujarnya.

Prospek Ekspor

Adapun prospek ekspor yang tetap positif serta neraca transaksi modal dan finansial yang diperkirakan tetap mencatatkan surplus, sejalan persepsi positif investor terhadap prospek perekonomian nasional dan imbal hasil investasi yang menarik, mendukung tetap terjaganya ketahanan eksternal.

"Bank Indonesia juga terus meningkatkan sinergi dengan Pemerintah dalam memperkuat ketahanan eksternal sehingga dapat menjaga stabilitas perekonomian dalam rangka mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan," ujarnya.

Jurus BI Jaga Stabilitas Rupiah di Tengah Penguatan Dolar AS

FOTO: Akhir Tahun, Nilai Tukar Rupiah Ditutup Menguat
Karyawan menunjukkan uang rupiah dan dolar AS di Jakarta, Rabu (30/12/2020). Nilai tukar rupiah di pasar spot ditutup menguat 80 poin atau 0,57 persen ke level Rp 14.050 per dolar AS. (Liputan6.com/Johan Tallo)... Selengkapnya

Indeks dolar AS yang menguat kerap memberikan tekanan terhadap mata uang negara berkembang, termasuk rupiah. Hal ini disebabkan oleh kecenderungan investor untuk beralih ke aset yang dianggap lebih aman, seperti dolar AS, saat menghadapi ketidakpastian ekonomi global.

Namun, Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, menjelaskan Bank Indonesia memiliki beberapa strategi untuk menjaga nilai tukar rupiah tetap stabil, terutama di tengah situasi global yang tidak menentu.

Salah satu langkah utama yang dilakukan BI adalah dengan aktif berada di pasar untuk melakukan intervensi. Menurut Perry, BI melakukan intervensi baik secara tunai di pasar spot maupun dengan mekanisme Domestic Non-Deliverable Forward (DNDF).

Selain itu, dengan cadangan devisa Indonesia yang cukup besar, yakni mencapai USD 155,4 miliar, menjadi salah satu faktor penopang stabilitas rupiah terhadap dolar AS.

Cadangan ini diperoleh dari aliran masuk (inflow) yang terjadi pada periode sebelumnya dan kini dimanfaatkan untuk menjaga nilai tukar.

"Kami terus berada di pasar terus melakukan stabilitas nilai tukar rupiah, dan cadangan devisa kami cukup besar Rp 155,4 miliar, dan kami kumpulkan ini pada saat dulu terjadi inflow, dan kami gunakan untuk menjaga stabilitas dari sisi nilai tukar ini," kata Perry dalam Konferensi Pers KSSK, di Kementerian Keuangan, Jakarta, Jumat (24/1/2025).

Pentingnya Koordinasi Kebijakan Fiskal dan Moneter

Menurut Perry, upaya koordinasi antara kebijakan fiskal dan moneter juga menjadi kunci keberhasilan BI dalam menjaga stabilitas. Ia menyebutkan bahwa BI dan Kementerian Keuangan bekerja erat dalam hal pembelian Surat Berharga Negara (SBN) di pasar sekunder.

"Caranya bagaimana? yaitu kami intervensi secara tunai di pasar spot maupun juga secara forward domestik non delivery forward dan koordinasi bu Menteri Keuangan untuk pemilihan SBN dari pasar sekunder," jelasnya.

Adapun pada tahun lalu, Bank Indonesia membeli SBN senilai Rp 178,4 triliun sebagai bagian dari upaya menjaga stabilitas nilai tukar. Untuk tahun ini, BI kembali berencana melanjutkan pembelian SBN dari pasar sekunder, termasuk dalam mekanisme burden sharing dengan total yang direncanakan mencapai Rp 100 triliun.

"Insyallah kami bisa membeli lebih dari itu sehingga bisa melakukan stabilitas," ujarnya.

Infografis Nilai Tukar Rupiah
Infografis Nilai Tukar Rupiah (Liputan6.com/Trie Yas)... Selengkapnya
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya