Industri Kecil Perlu Dibekali Manajemen Modern

Saleh mengimbau agar pelaku IKM untuk meninggalkan pola produksi yang tak efisien dan kurang produktif. Apalagi menyambut MEA.

oleh Agustina Melani diperbarui 11 Nov 2015, 09:44 WIB
Diterbitkan 11 Nov 2015, 09:44 WIB
20151013-Sambil Pelesir Sekaligus Belajar Menenun di Sukarara Lombok-NTT
Perajin menenun kain songket menggunakan peralatan tradisional di sentral kerajinan songket Patuh, Desa Sukarara, Lombok Tengah, Selasa (13/10). Desa Sukarara menjadi salah satu penghasil kain tenun khas suku Sasak, Lombok. (Liputan6.com/Gempur M Surya)

 

Liputan6.com, Padang - Menteri Perindustrian, Saleh Husin mengatakan industri kecil dan menengah (IKM) harus dibekali dengan pola penerapan manajemen modern. Dengan begitu, IKM  mampu melakukan pengembangan dan pemanfaatan kreativitas dan inovasi.

Saleh menyampaikan hal itu dalam sambutannya di acara Gugus Kendali Mutu (GKM) Industri Kecil dan Menengah (IKM) di Padang, Selasa (10/11/2015) malam.

Ia mengatakan, dalam era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) kebijakan terkait dengan hubungan regional maupun internasional akan terjadi persaingan pasar yyang kian ketat.

Karena itu, Saleh mengimbau agar pelaku IKM untuk meninggalkan pola produksi yang tak efisien dan kurang produktif. Apalagi menyambut MEA.

"Dalam era MEA ini, kita harus menang, menang dalam SDM, menang dalam pengolahan sumber daya alam, menang dalam kreativitas dan inovasi yang kemudian berujung menang dalam daya saing. Tekad itu, tentu diwujudkan harus segera, untuk itu perlu konsentrasi dan sinergi program pembangunan industri yang fokus dan kerja sama dari seluruh pemangku kepentingan," kata Saleh.

Saleh menuturkan, hal itu jadi suatu bentuk implementasi satu pintu arus bebas di kawasan Asia Tenggara. Pintu itu akan menjadi gerbang lima arus bebas yaitu arus produk, jasa, investasi, tenaga kerja dan modal yang bermuara pada prinsip pasar terbuka bebas hambatan.

Pintu MEA itu akan menggerakkan sepuluh negara Asean, yakni Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, Brunei Darussalam, Vietnam, Laos, Myanmar, Kamboja dan Indonesia.

Terkait kegiatan konvensi nasional GKM-IKM bertema "Semangat Konvensi Nasional GKM-IKM, kita sambut Masyarakat Ekonomi Asean dengan mutu IKM terbaik", Ia menilai tema itu tepat dengan momentum tahun 2015, dan sejalan dengan konvensi nasional GKM-IKM.

Hal itu lantaran konvensi merupakan kegiatan nasional yang menggelarkan karya-karya Gugus Kendali Mutu Industri Kecil dan Menengah (GKM-IKM) terbaik dari provinsi di Indonesia.

"Karena itu saya imbau kepada para pembina di daerah agar dapat mengembangkan program yang terkait dengan peningkatan mutu," kata Saleh.

Selain itu, ia mengatakan bagi fasilitator GKM agar dapat sungguh-sungguh mengembangkan kompetensinya untuk bekal IKM agar profesional.

"Untuk IKM agar terus menerapkan GKM menuju mutu kinerja yang lebih profesional, mampu berimprovisasi, kreasi dan inovasi untuk memperbaiki mutu kinerja perusahaan ke tingkat lebih efisien, produktif dan efektif," ujar Saleh. (Ahm/Zul)

 

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya