Pulau Terpencil Kecipratan Rp 300 Miliar untuk Rumput Laut

Pulau Terpencil Daerah Perbatasan Keciprat Rp300 Milyar untuk Rumput Laut

oleh Ahmad Yusran diperbarui 11 Nov 2015, 22:01 WIB
Diterbitkan 11 Nov 2015, 22:01 WIB
Rumput laut
Rumput laut (Foto: Antara).

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menganggarkan Rp 300 miliar untuk pengembangan rumput laut pada tahun depan. Rencananya, anggaran itu digelontorkan ke pulau-pulau terpencil dan juga di daerah perbatasan untuk budidaya rumput laut.

Sebab, rumput laut merupakan salah satu komoditas utama perikanan budidaya yang menjadi primadona dalam peningkatan produksi, meningkatkan perekonomian daerah dan kesejahteraan masyarakat pesisir.

Menurut Direktur Jenderal Perikanan Budidaya KKP, Slamet Soebjakto, anggaran ini untuk mencakup pengembangan bibit unggul rumput laut, sarana budidaya dan pengawalan teknologi budidaya rumput laut.

"Bibit rumput laut kultur jaringan hasil kerjasama KKP dan SEAMEO Biotrop, akan terus dikembangkan karena memiliki keunggulan baik dari segi kandungan karaginan maupun pertumbuhan yang lebih cepat,” ujarnya di acara 'Indonesia Seaweed Forum Ketiga', Rabu (11/11/2015) di Hotel Sahid Makassar.

Mengenai pengembangan rumput laut nantinya akan dilakukan secara sinergi dan simultan yang merupakan bagian dari visi misi pembangunan Kabinet Kerja Jokowi-JK untuk mendorong laut sebagai sumber ekonomi bangsa di masa depan

“Kualitas dan kuantitas produksi rumput laut akan selalu kita tingkatkan dan mendukung laut sebagai garda terdepan dan sebagai sumber devisa untuk menggerakkan perekonomian bangsa,” katanya.

Slamet mengungkapkan, Indonesia saat ini merupakan produsen rumput laut terbesar di dunia untuk jenis rumput Eucheuma cottonii dan Gracilaria. Untuk cottonii, lanjut dia, produksi nasional mencapai 97,83 persen dari produk dunia, sedangkan untuk gracilaria mencapai 96,4 persen.

"Ini berdasarkan data statistic FAO tahun 2014. Produksi rumput laut kita mencapai 10,23 juta ton dan tahun 2019, target produksi kita mencapai 19,5 juta ton. Dan kita optimis target ini dapat tercapai karena luas lahan potensi untuk budidaya laut di seluruh Indonesia, masih cukup luas,” jelas Slamet.

Kendati demikian, Slamet mengungkapkan, saat ini masalah kesejahteraan menjadi isu yang terdapat di kawasan perbatasan dan pulau-pulau terpencil.

Untuk itu, dengan budidaya rumput laut yang mudah dan murah, kemudian mampu menyerap tenaga kerja dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, pemerintah akan terus mendorong pengembangan budidaya rumput laut di wilayah-wilayah tersebut sebagai wujud dari kedaulatan bangsa. (Achmad Yusran/Ndw)

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya