Liputan6.com, Jakarta - PT.KAI (Persero) Daop 1 Jakarta terus lakukan peningkatan intensitas pengawasan dan monitoring daerah-daerah rawan gangguan terhadap perjalanan kereta api. Termasuk dalam kondisi menjelang masuk ke musim penghujan bulan November ini.
Bambang S Prayitno, Senior Manager Corcomm Daop 1 Jakarta mengatakan, KAI telah membentuk Regu Flying Gang atau Regu siaga 24 jam yang disiagakan di beberapa lokasi untuk memudahkan mobilitas penanganan gangguan tersebut. Di samping itu juga Petugas jaga khusus ditempatkan di lokasi dan (PPJ) Petugas Pemeriksa Jalur KA juga ditambah 1 petugas ekstra untuk deteksi dini.
Baca Juga
"Lokasi-lokasi daerah rawan sesuai mapping kami berada di beberapa lokasi, seperti wilayah lintas Jatinegara sampai dengan Cikampek terdapat 3 titik pemantauan pergerakan tanah/longsor seperti antara sta Cakung-Kranji, Tambun-Cikarang dan antara stasiun Klari-Kosambi," kata Bambang dalam keterangan tertulisnya, Selasa (17/11/2015).
Advertisement
Baca Juga
Lintas Manggarai sampai Bogor ada 6 titik pemantauan pergerakan tanah/longsor dan Banjir, seperti antara stasiun Durenkalibata-Pasarminggu baru (potensi Banjir), antara stasiun Pasarminggu-Tanjungbarat (potensi Banjir), antara stasiun Pondokcina-Depokbaru (potensi pergerakan tanah), antara stasiun Depok-Citayam (Banjir), antara stasiun Citayam-Bojonggede (gerakan tanah), dan antara stasiun Bojonggede-Cilebut-Bogor (pergerakan tanah).
Lintas TanahAbang-Rangkasibitung ada 6 titik pemantauan seperti Kebayoran-Pondokjati, Serpong-Cisauk (Banjir) , Daru-Tenjo (gerakan tanah) Tenjo-Tigaraksa (Banjir), Maja-Citeras (Banjir) dan Citeras-Rangkasbbitung (gerakan tanah). Lintas Rangkas-Merak 1 titik di antara sta Catang-Cikeusal (gerakan tanah), sementara lintas Duri sd tangerang ada 1 titik pemantauan gangguan banjir antara sta Rawabuaya-Kalideres.
Tidakan lainnya pada lokasi rawan tersebut telah dilakukan treatment dan pengamanan jalur dengan perbaikan drainase, terasiring pada tebing dan penguatan track jalur KA, oleh Satker DitjenKa Kemenhub dan PT.KAI.
"Jalur KA senantiasa berdekatan dengan perkampungan atau hunian masyarakat, kami mohon kerjasamanya untuk menjaga lingkungan jalur KA, dengan tidak mengalirkan/menyalurkan air melalui drainase secara sembarangan, hingga berpotensi banjir dan dapat merusak track jalur KA," papar Bambang.
Untuk itu diharapkan masyarakat bisa berkordinasi dengan KAI. Jika ada hal yang tidak diinginkan KAI meminta untuk menyampaikan kepada petugas dilapangan. KAI juga mengjimbau agar tidak membuang sampah di area jalur KA seperti drainase dan Rel, ini merupakan potensi gangguan perjalan KA.
Sementara itu untuk meningkatkan keandalan prasarana (jalur KA), pemerintah dalam hal ini Kemenhub, Melalui Satker Ditjen Perkeretaapian sedang melakukan perbaikan penggantian Rel dari R33, R42 menjadi R54 dan penggantian bantalan kayu menjadi bantalan beton di beberapa wilayah, seperti lintas Bogor-sukabumi, dan Parungpanjang-Rangkasbitung hingga saat ini dalam proses pekerjaan. (Yas/Zul)