Liputan6.com, New York -
Pemerintah dan perusahaan di berbagai negara saat ini berharap Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) mengirimkan sinyal pasti mengenai waktu kenaikan suku bunga untuk pertama kalinya sejak 2006. Sinyal kepastian dari The Fed diharapkan bisa menghindari gejolak di pasar.
Kenyataannya, melansir laman CNBC, Kamis (26/11/2015), menurut ekonom Steven Ricchiuto, Gubernur The Fed Janet Yellen seakan memang ingin mengejutkan pasar keuangan di berbagai negara. Yellen dianggap tengah sengaja menyuntikkan ketidakpastian ke berbagai pasar keuangan negara.
Ekonom sekaligus pimpinan Mizuho Securities itu yakin, Yellen akan melakukan normalisasi secara tiba-tiba dan tidak memberikan petunjuk jelas. Hal itu juga sempat dilakukan gubernur The Fed sebelumnya Ben Bernanke dan Alan Greenspan hingga memicu gejolak di pasar.
Dia menjelaskan, pendekatan seperti ini digunakan untuk menciptakan gangguan di pasar keuangan.
Baca Juga
"Saya rasa pasar keuangan tengah menyerap informasi dari The Fed. Saya rasa Yellen tengah mencoba menyuntikkan ketidakpastian di pasar. Jadi saat orang-orang mulai berspekulasi dengan keputusan investasi, mereka baru melayangkan berbagai risiko," tuturnya.
Ricchiuto menjelaskan, para investor memang terlihat mulai terpancing. Banyak perusahaan mulai berutang, tanda bahwa pasar mulai masuk pada risiko pertarungan harga kembali.
Dia meyakini, The Fed tak akan menaikkan suku bunga pada Desember karena target inflasi AS yang masih rendah. Selain itu terdapat tekanan disinflasionari, pelemahan pada data ekonomi terbaru dan penguatan dolar AS.
Sementara itu, pendiri Steinberg Gloal Asset Management Richard Steinberg, mengatakan The Fed hanya akan menciptakan kecemasan di pasar keuangan jika tidak jadi menaikkan suku bunganya tahun depan.
"Jika The Fed tidak melakukannya bulan depan, investor akan mempertanyakan, apa yang sebenarnya mereka tahu dan tidak mereka ketahui," tandasnya.(Sis/Nrm)