Liputan6.com, Jakarta - Harga emas jatuh hanpir ke level terendah dalam 6 tahun terakhir. Penurunan ini dipicu mata uang dolar Amerika Serikat (AS) yang menguat yang dipicu rencana kenaikan suku bunga acuan the Federal Reserve.
Mata uang AS itu juga menguat terhadap euro, membebani emas yang dijual dalam bentuk dolar. Pejabat Bank Sentral Eropa menyebut mereka sedang mempertimbangkan pilihan seperti apakaha mereka akan mengubah biaya pada kas bank atau membeli lebih banyak lagi utang. Sementara para pejabat Eropa bakal melakukan pertemuan di pekan depan.
Baca Juga
Spot emas naik 0,2 persen pada level US$ 1.072,86 per ounce pada hari Kamis lalu sepertti dikutip dari Marketwatch, Jumat (27/11/2015). Harga yang tak jauh dari level pekan lalu di angka US$ 1.064,95, terendah sejak Februari 2010.
Advertisement
Likuiditas cenderung keluar tipis pada Kamis karena pasar AS tutup untuk liburan Thanksgiving.
"Perkiraan di pasar dolar akan terus rally karena prospek untuk quantitative easing di Eropa dan kenaikan di AS," kata Kepala Saxo Bank strategi komoditas Ole Hansen.
"Fokusnya adalah kembali ke korelasi negatif untuk dolar yang lebih kuat dan itulah menjaga emas di bawah tekanan."
Dolar naik 0,1 persen terhadap beberapa mata uang utama, diperdagangkan di level tinggi dalam 8 bulan menyentuh level di sesi sebelumnya.
"Kami mengawasi dolar sebagai katalis mungkin (untuk emas)," kata ScotiaMocatta dalam sebuah catatan.
"Indeks dolar berada dalam jangkauan tinggi multi-tahun 100,39. Sebuah terobosan level ini akan memberikan tekanan pada emas sekitar US$ 1.066 menghasilkan ... US$ 1.045," katanya. (Zul/Ahm)