Pengusaha Nilai BBM Harusnya Turun Lebih Besar

Keputusan Pemerintah dalam menurunkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) mendapat respon positif dari pengusaha.

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 24 Des 2015, 16:45 WIB
Diterbitkan 24 Des 2015, 16:45 WIB
20151125-Ketua-Kading-Bandung-Rosan-P.-Roeslani
Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Bidang Perbankan dan Finansial, Rosan P. Roeslani bergembira bersama pendukungnya, Bandung (24/11). (Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta Keputusan Pemerintah dalam menurunkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) mendapat respon positif dari pengusaha yang tergabung dalam Kamar Dagang dan Industri (Kadin Indonesia). Hanya saja, mereka menilai penurunan bisa lebih besar karena harga minyak dunia sudah sangat murah.

Wakil Ketua Umum Kadin bidang Perindustrian Johny Darmawan mengatakan, kalangan pengusaha pada dasarnya menyambut positif kebijakan ini. Apalagi, ada dana yang dipungut untuk dana ketahanan energi.

"Kalau dilihat positif, ada perbaikan," kata Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Perindustrian Johny Darmawan, kepada Liputan6.com, Jakarta, Kamis (24/12/2015).

Penurunan BBM, Johny mengatakan, dapat membantu pengusaha dalam melakukan efisiensi. Terlebih, dalam kondisi sekarang ekonomi sedang sulit.

Meski begitu, pihaknya mengaku penurunan harga BBM saat ini belum terlalu signifikan. Mengingat, harga minyak dunia sudah anjlok di kisaran US$ 30 per barel.

"Tapi orang selalu lihat minyak di luar sudah US$ 30 per barel harusnya penurunan lebih," tuturnya.

Meski begitu, Johny mengatakan pemerintah masih memiliki banyak pekerjaan untuk mendukung industri dalam negeri. Dia bilang, selain BBM terdapat tarif listrik dan gas yang relatif tinggi.

Perlu diketahui, pemerintah resmi menurunkan harga BBM premium dari Rp 7.300 per liter menjadi Rp 7.150 per liter. Harga BBM jenis solar turun dari Rp 6.700 menjadi Rp 5.950 per liter. Penurunan harga BBM berlaku pada 5 Januari 2015. 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya