Pinjaman ADB Akan Digunakan untuk Infrastruktur

Asian Development Bank (ADB) menyiapkan dana pinjaman kepada pemerintah Indonesia dengan nilai US$ 10 miliar.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 12 Feb 2016, 16:05 WIB
Diterbitkan 12 Feb 2016, 16:05 WIB
20160212-Asian-Development-Bank-Jakarta-Jokowi-Takehiko-Nakao-FF
Delegasi Asian Development Bank (ADB) tiba ‎di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (12/2). Pembiayaan dari $740 juta per tahun pada periode 2010-2014, menjadi hingga $2 milliar per tahun, atau $10 milliar pada lima tahun ke depan. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Asian Development Bank (ADB) menyiapkan dana pinjaman kepada pemerintah Indonesia dengan nilai US$ 10 miliar untuk jangka waktu 5 tahun. Pinjaman tersebut rencananya akan digunakan oleh pemerintah untuk membiayai pembangunan infrastruktur.

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno mengatakan, ‎meski sudah ada rencana pemberian pinjaman dari ADB, saat ini beluma ada komitmen untuk memanfaatkan dana tersebut. "Kebanyakan belum, tapi yang paling utama kepada infrastruktur," kata Rini, di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Jumat (12/2/2016).

Menurut Rini, pinjaman tersebut bisa dilakukan secara bertahap, saat ini pemerintah sedang menunggu turunnya kucuran dana tersebut. "Ini biasa kalau dilakukan development itu two step loan Jadi apakah itu keliatrikan atau lainnya itu saya tinggal menunggu saja," ungkap Rini.

Presiden Asian Development Bank (ADB),Takehiko Nakao, melakukan pertemuan dengan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo dan berdiskusi tentang berbagai peluang kerjasama, Jumat (12/2/2016).

Dalam pertemuan tersebut, Nakao menyampaikan bahwa ADB akan meningkatkan dukungan pembiayaan untuk Indonesia dari US$740 juta per tahun pada periode 2010-2014, menjadi hingga US$ 2 miliar per tahun, atau US$10 miliar pada lima tahun ke depan, melalui kapasitas peminjaman yang ditingkatkan.

Dalam diskusinya dengan Presiden Widodo, Nakao mengungkapkan, peningkatan pendanaan ADB bagi Indonesia akan mendukung prioritas pembangunan Pemerintah, terutama untuk infrastruktur fisik dan sosial.

Selain pinjaman untuk proyek, ADB secara aktif memanfaatkan pinjaman berbasis kebijakan (policy-based loan)dan pinjaman berbasis hasil (result-based lending). Pinjaman berbasis hasil merupakan pembiayaan yang pencairannya dikaitkan dengan hasil yang telah dicapai, dan bukan dengan biaya proyek yang telah dibelanjakan.

Tahun lalu, ADB memberikan dukungan pembiayaan sebesar US$1,67 miliar pada Indonesia. Termasuk di dalamnya adalah pinjaman program sebesar US$400 juta untuk mengembangkan pasar keuangan dan inklusi keuangan, pinjaman program lainnya sebesar $400 juta untuk mengembangkan sektor energi, dan pinjaman berbasis hasil perdana sebesar US$600 juta untuk membantu peningkatan jaringan transmisi dan distribusi listrik di Sumatra.

Sedangkan dukungan ADB tahun ini akan mencakup pendanaan untuk layanan pendidikan, pengelolaan keuangan publik, energi bersih, infrastruktur perdesaan, dan pengendalian banjir.

“Sangat penting bagi Indonesia untuk terus melanjutkan dan memperkuat momentum reformasi, yang akan membantu mendiversifikasi ekonomi dan memungkinkan seluruh penduduk Indonesia menikmati manfaat dari potensi pertumbuhan ekonomi," tutupnya. (Pew/Gdn)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya