4 Daerah Ini Usul Harga Kantong Plastik Lebih Mahal Dari Rp 200

Paling tinggi di DKI Jakarta dengan usulan harga Rp 5.000 per kantong plastik.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 24 Feb 2016, 08:01 WIB
Diterbitkan 24 Feb 2016, 08:01 WIB
Ilustrasi Kantong Plastik
Ilustrasi Kantong Plastik

Liputan6.com, Jakarta - Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (APRINDO) mencatat ada 4 daerah yang mengusulkan harga kantong plastik di ritel modern lebih mahal dari yang ditetapkan pemerintah‎ sebesar Rp 200 per kantong. Paling tinggi di DKI Jakarta dengan usulan harga Rp 5.000 per kantong plastik.

Ketua Umum APRINDO, Roy N Mande mengatakan, pihaknya baru mendengar usulan 4 daerah dengan memasang harga kantong plastik lebih besar dari Rp 200 per kantong. Daerah itu antara lain, Balikpapan, Jakarta, Bogor dan Aceh. Sementara daerah lainnya masih kompak dengan ketetapan pemerintah Rp 200.

"Yang saya tahu baru Balikpapan minta kantong plastik dikenakan harga Rp 1.500, Jakarta Rp 5.000, Bogor Rp 500 dan Aceh juga Rp 1.500 per kantong. Kalau daerah lainnya masih sama ya Rp 200," kata Roy saat dihubungi Liputan6.com, Jakarta, Rabu (24/2/2016).

Menurutnya, pengusaha ritel sampai dengan hari ini tetap memberlakukan harga kantong plastik di ritel modern sebesar Rp 200 karena harga ini sudah diputuskan antara Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia serta Badan Perlindungan Konsumen Indonesia.

"Sikap kita sih masih Rp 200 ya ketetapan secara nasional. Biarkan saja pemerintah daerah bicara dan mengusulkan, tapi kan belum ada Peraturan Menteri, Peraturan Gubernur dan Peraturan Wilayah, sehingga belum bisa diimplementasikan. Sedangkan yang sudah keluar aturannya untuk yang Rp 200. Mungkin pemerintah daerah sedang mempersiapkan kali ya," terang Roy.

Sebelumnya, Roy mengatakan satu kantong plastik dihargai Rp 200. Harga tersebut dinilai masih terjangkau untuk seluruh lapisan masyarakat. Harga ini merupakan usulan dari para pengusaha ritel kepada Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup.

"Kenapa Rp 200? Biar terjangkau dulu lah. Masyarakat tidak terasa dengan harga ini dan bisa diterima semua kalangan dan lapisan masyarakat," ucapnya.

Walaupun sudah ditetapkan Rp 200 per lembar, namun pemerintah daerah mematok harga lebih tinggi untuk setiap lembar kantong plastik. Itu terjadi karena APRINDO tidak mengatur harga kantong plastik, sehingga setiap daerah bisa saja berbeda.

Contohnya saja Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup (BPLH) Kota Bogor menyebut, plastik kini tidak lagi diberikan secara gratis, tapi akan dipungut biaya Rp 500 per lembarnya. Wakil Gubernur DKI Jakarta bahkan mencetuskan harga kantong plastik di Ibukota dan sekitarnya sebesar Rp 5.000 per kantong.

"Di Kalimantan bahkan harga kantong plastik Rp 1.500 per lembar. Memang ada harga berbeda, seperti di Jakarta dan Jayapura, jadi seperti harga barang saja antara daerah satu dengan lainnya beda. Tapi dalam satu kota, harga plastik harus sama," jelas Roy.

Penerapan kantong plastik berbayar resmi diujicoba hari ini. Para pelaku usaha ritel, kata Roy, sangat mendukung ujicoba penggunaan kantong plastik berbayar ini hingga Juni 2016.

Ia menyebut, jumlah ritel modern di Indonesia mencapai 35 ribu ritel. Dari jumlah itu, ritel tetap anggota APRINDO sebanyak lebih dari 70 ribu peritel, serta sekitar 12 ribu-13 ribu merupakan basis toko modern berkonsep waralaba, seperti Alfamart dan Indomart.

"Untuk ujicoba ini kita terapkan untuk ritel modern yang paling siap maksimal. Jadi 35 ribu gerai itu belum bisa jalan semua," terang Roy.

Tujuan dikenakannya biaya untuk plastik bukan untuk membebani masyarakat mengeluarkan uang lebih dalam membeli plastik, tapi untuk mengurangi limbah kantong plastik. (Fik/Ndw)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya