Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah dalam hal ini Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman menyatakan terus berupaya memangkas waktu tunggu bongkar muat atau dwelling time di Pelabuhan Tanjung Priok. Presiden Joko Widodo (Jokowi) sendiri‎ menargetkan dwelling time menjadi tiga hari.
Deputi II bidang Koordinasi Sumber Daya Alam dan Jasa Kemenko Maritim Agung Kuswandono mengatakan, untuk memangkas waktu tersebut terus mengupayakan efisiensi dari semua aspek baik tahapan pre customs clearance atau sebelum layanan kepabeanan.
Baca Juga
Kemudian ‎customs clearance (prosedur impor barang). Customs clearance ini merupakan proses administrasi pengiriman dan atau pengeluaran barang ke/dari pelabuhan muat/bongkar yang berhubungan dengan kepabeanan dan administrasi pemerintahan. Kemudian tahap selanjutnya post customs clearance (setelah layanan kepabeanan).
Advertisement
Dari segi pre clearance, pihaknya mengapresiasi langkah-langkah Kementerian dan Lembaga (KL) yang ‎memangkas berbagai bentuk perizinan. Terlebih lagi Kementerian Perdagangan (Kemendag) yang memangkas sampai tersisa 20 izin.
Baca Juga
"Semua KL berusaha keras untuk memperbaiki dirinya masing-masing, jadi effort ini yang kita support Kemendag mengurangi, Bea Cukai perbaiki sistemnya semua bergerak, Pelindo juga memperbaiki sistem pelabuhan. Tapi memang ada kondisi yang tidak bisa cepat diperbaiki seperti macet, Priok sendiri sudah mbulet. Perbaikinya memang harus rombak total, rombaknya tak bisa diberhentikan memang step by step," jelas dia, Jakarta, Senin (14/3/2016).
Meski begitu, pihaknya mengaku customs clearance sendiri sudah sulit dipangkas waktunya karena sudah optimal.Â
"‎Semua kita beresin, pre clearance deregulasi-deregulasi sudah kita bereskan, customs clearance sudah 0,4 hari di sana sudah nggak bisa diperas lagi itu. Kalau diperas lagi nggak ada pemeriksaan. Post clearence juga kita bereskan. Yang perlu kita bereskan di Priok infrastrukturnya, Tanjung Priok itu keluar sudah macet," ungkap dia.
Pemerintah terus dorong pemangkasan waktu tunggu di pelabuhan supaya daya saing Indonesia terus meningkat. Pemangkasan tersebut juga diharapkan untuk mendorong perekonomian nasional.
Agung mengatakan, saat ini Indonesia bisa mencontoh Malaysia yang dwelling time sekitar 2-3 hari.‎ "Malaysia sudah bagus kalau contoh Malaysia saja. Malaysia 2-3 hari," ujar dia. (Amd/Ahm)
Â