Tanggapan KEIN soal Rencana Pencabutan Subsidi Solar

Wakil Ketua KEIN Arif Budimanta menuturkan, pencabutan subsidi solar jangan hanya mempertimbangkan harga minyak sedang turun.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 15 Mar 2016, 15:27 WIB
Diterbitkan 15 Mar 2016, 15:27 WIB
20151224-Jelang awal tahun 2016, Pemerintah Akan Turunkan Harga BBM
Petugas mengisi bahan bakar jenis Premium di SPBU Cikini, Jakarta, Kamis (24/12). Untuk bahan bakar jenis Premium turun Rp 150/liter dan harga solar turun sebesar Rp 800/liter. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN) memberikan pandangan untuk dipertimbangkan pemerintah terkait rencana pencabutan subsidi solar. Rencana tersebut muncul guna memanfaatkan momen penurunan harga minyak dunia.

Wakil Ketua KEIN Arif Budimanta mengatakan, pemerintah harus menghitung secara menyeluruh dampak pencabutan subsidi solar tersebut terhadap kondisi perekonomian.

"Jadi jangan hanya dilihat sebuah momentum harga minyak sedang turun," kata Arif, di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (15/3/2016).

Arif mengatakan, dampak yang perlu diperhitungkan adalah kemampuan beli masyarakat. Lantaran solar merupakan bahan bakar yang digunakan oleh angkutan umum dan logistik. Dengan dicabutnya subsidi akan berpengaruh pada peningkatan harga kebutuhan dan berujung pada inflasi.

‎"Kita tahu khusus solar banyak digunakan untuk transportasi publik dan logistik. Kalau kita bicara masalah logistik, bicara masalah distribusi barang. Kita tahu biaya distribusi salah satu soal masalah inflasi jadi harus diperhitungkan masalah aspek inflasinya, itu berpengaruh terhadap daya beli masyarakat," tutur Arif.

 

Arif melanjutkan, pertimbangan lain adalah alokasi subsidi yang telah dicabut harus bisa dirasakan oleh masyarakat, seperti pembangunan infrastruktur dan meningkatkan ketahanan energi untuk masa depan.

‎"Kalau momentum itu dipakai melepas subsidi itu harus dipikirkan betul bahwa memang dipergunakan kembali untuk rakyat wujudnya apa," tutur Arif.

Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) berencana mengurangi subsidi pada solar Rp 1.000 per liter. Rencananya subsidi yang dialihkan untuk pengembangan ketahanan energi.

Kepala Pusat Komunikasi ‎Publik Kementerian ESDM Sujatmiko mengatakan, rencana pencabutan subsidi untuk solar tersebut berasal dari rencana berbagai pakar energi, untuk menyikapi momen penurunan harga minyak dunia perlu dilakukan pengurangan subsidi. Lantaran harga akan lebih murah.

"Mulai ada pemikiran dari pengamat selagi harga minyak turun saat untuk mengurangi subsidi solar,ya munculkan besaran subsidinya diperhitungkan dihitung seribu per liter," ungkap Sujatmiko.

Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan, jika subsidi pada solar dicabut pada Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) 2016, maka akan hemat‎ anggaran Rp 16 triliun.

"Soal saat ini ada wacana untuk kurangi subsidi solar Rp 1.000. Dan kalau ini, total subsidi kita di 2016 untuk solar kan sekitar Rp 16 triliun," tutur dia.

Sujatmiko melanjutkan, anggaran subsidi solar tersebut bisa dialihkan untuk membangun infrastruktur dan pengembangan ketahanan energi ‎melalui Dana Ketahanan Energi (DKE).

‎"Karena kalau kurangi subsidi kita akan ada alokasi anggaran untuk program lain yang lebih tepat sasaran misalnya untuk DKE‎," tutur Sujatmiko. (Pew/Ahm)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya