Investor Korea Selatan Bakal Bangun PLTP di Jatim dan NTT

Investor asal Korea Selatan bakal membangun pembangkit listri panas bumi (geothermal) senilai US$ 400 juta

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 21 Mar 2016, 12:46 WIB
Diterbitkan 21 Mar 2016, 12:46 WIB
2016, Krisis Listrik Ancam Jawa-Bali
Kelima pembangkit tersebut yaitu PLTU Sumsel 8 2x600 MW, PLTU Sumsel 9 2x600 MW, PLTU Sumsel 10 1x600 MW, PLTU Batang 2x1.000 MW, dan PLTU Indramayu 1x1.000 MW. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Investor asal Korea Selatan bakal membangun pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP/geothermal) senilai US$ 400 juta. Investasi tersebut bakal berlokasi di Jawa Timur dan Nusa Tenggara Barat dengan kapasitas masing-masing 160 Megawatt (Mw) 30 Mw.

"Pihak investor sangat serius terhadap proyek pembangkit listrik yang disampaikan mereka sedang melakukan komunikasi dengan berbagai pihak yang diharapkan dapat mendukung proses konstruksi proyek yang ada,” kata Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM)Franky Sibarani dalam keterangan pers, Senin (21/3/2016).

Rencana investasi tersebut merupakan hasil kunjungan Franky ke Seoul Korea Selatan. Franky mengatakan pembangunan listrik dari sumber energi terbarukan perlu didorong untuk meningkatkan perekonomian.

“Upaya-upaya untuk menanamkan modal dalam bidang energi terbarukan merupakan salah satu hal yang penting bagi pemerintah," tambah dia.

Dia mengatakan, potensi geothermal di Indonesia masih besar namun belum banyak dimanfaatkan untuk energi listrik. Rencana investasi itu akan mendorong pemanfaatan geothermal untuk pembangkit listrik.

Pejabat Promosi Investasi Perwakilan BKPM (IIPC) di Seoul, Korea Selatan Imam Soejoedi mengatakan bahwa IIPC Seoul akan mengawal minat investasi yang disampaikan hingga realisasi, bahkan proses konstruksi. Imam juga optimistis bahwa minat investasi yang disampaikan akan segera direalisasikan dalam waktu dekat.

“Mereka telah mendapatkan informasi bahwa sudah ada perubahan yang sangat signifikan dalam pengurusan perizinan di Indonesia. Untuk itu mereka datang ke Kantor BKPM di Seoul untuk konsultansi dan sekaligus mengkonfirmasi berbagai simplifikasi perizinan diantaranya one stop service dan izin layanan 3 jam,” ungkapnya.

Sebagai informasi, investasi yang masuk dari Korea Selatan tahun lalu mencapai US$ 1,2 miliar tumbuh sebesar 7,6 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya. Sejak 2010-2015 nilai investasi yang masuk dari Korea Selatan mencapai angka US$ 8 miliar.

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya