Liputan6.com, Jakarta Asosiasi Industri Plastik Indonesia (Inaplas) menyatakan program kantong plastik berbayar yang tengah diujicoba oleh pemerintah tidak akan memberikan dampak signifikan terhadap lingkungan hidup.
Sekretaris Jenderal Inaplas Fajar Budiono mengatakan, pihaknya mendukung usaha pemerintah mengurangi pencemaran lingkungan akibat sampah. Namun kebijakan plastik berbayar ini dinilai bukan solusi yang tepat.
Baca Juga
"Akar masalah pencemaran lingkungan selama ini yaitu manajemen pengelolaan sampah yang tidak baik dan perilaku masyarakat yang kurang peduli terhadap kelestarian lingkungan hidup," ujarnya di Jakarta, Jumat (1/4/2016).
Advertisement
Â
Baca Juga
Fajar menyatakan, pemerintah harus membuat rencana aksi mengubah sampah plastik menjadi energi listrik, bahan pengeras jalan dan bahan bakar. Hal ini telah terbukti sukses dijalankan oleh negara-negara seperti Singapura, India, Eropa dan Amerika.
"Kami menolak kampanye anti plastik atau bebas plastik yang muncul memanfaatkan isu limbah plastik. Hal tersebut tidak logis dan tidak mungkin diwujudkan," lanjutnya.
Menurut dia, dalam kehidupan sehari-hari manusia memerlukan material plastik untuk menunjang kehidupannya sehingga tidak wajar manusia bisa hidup tanpa plastik. Pasalnya, industri yang menjadi anggota Inaplas selama ini telah menyediakan plastik bio degradable dan oxo degradable sebagai alternatif.
"Kami meminta agar pemerintah mendorong pemakaian plastik degradable lebih luas sehingga isu pencemaran lingkungan dapat di atasi," katanya.
Selain itu, Inaplas juga menolak wacana pengenaan cukai pada produk plastik. Fajar mengungkapkan, kebijakan-kebijakan semacam ini juga diyakini tidak akan menyelesaikan permasalahan pencemaran lingkungan.
"Inaplas juga menolak wacana pengenaan cukai bagi barang plastik karena tidak menyelesaikan akar masalah pencemaran lingkungan seperti diuraikan di atas," tandasnya. (Dny/Zul)