Liputan6.com, Jakarta - Kondisi ekonomi global belum benar-benar pulih dari keterpurukan. Eropa masih berjuang untuk bisa keluar dari resesi. Pertumbuhan ekonomi China terus melema. Sedangkan Amerika Serikat (AS), sebagai negara dengan perekonomian terbesar di dunia, pun juga belum membaik.
International Monetary Fund (IMF) menyebutkan, ke depan masih ada risiko baru yang bisa menimbulkan krisis keuangan baru. Tak main-main, IMF memperkirakan potensi krisis yang bisa terjadi sama seperti masa 2008 lalu.
Ekonomi Indonesia sendiri sebenarnya cukup kuat. Pada 2015 lalu, pertumbuhan ekonomi Indonesia mampu menyentuh angka 4,79 persen. Stabilitas sistem keuangan juga terjaga, ditopang oleh ketahanan sistem perbankan dan kinerja pasar keuangan yang cukup kuat.
Rasio kecukupan modal industri perbankan tercatat 21,5 persen, Nilai tukar rupiah stabil di kisaran 13.200 per dolar AS dan angka inflasi sesuai dengan target pemerintah yaitu di kisaran 4 persen.
Namun tentu saja, meskipun kondisi ekonomi Indonesia tergambar baik, perlu adanya langkah pencegahan jika krisis finansial kembali terjadi.
Seperti apa langkah-langkah antisipasi tersebut, saksikan jawabannya dalam live streaming bersama Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Muliaman D Hadad, yang berlangsung pada:
Hari/Tanggal : Sabtu, 16 April 2016
Waktu : 11.00-13.00 WIB
Tema : Ketua OJK Bicara Soal Upaya Cegah Krisis Finansial Bersama Alumni Monash University dan universitas lainnya di Melbourne, Australia.
Acara eksklusif ini bisa disaksikan langsung via:
Baca Juga
http://video.liputan6.com/livestreaming/1082
Advertisement
Atau juga bisa melalui video di bawah ini:
(Gdn/Ndw)