Pemerintah Hemat Rp 2,85 Triliun dari Kebijakan Biodiesel

Realisasi produksi biodiesel telah mencapai ‎710 ribu KL untuk PSO maupun non PSO.

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 15 Apr 2016, 19:00 WIB
Diterbitkan 15 Apr 2016, 19:00 WIB
Pemerintah Bakal Cabut Izin Usaha Bila Tak Campur 15% BBN
Kementerian ESDM juga akan terus mengawasi proses pencampuran biodiesel sebesar 15 persen.

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan bahwa pemerintah bisa menghemat devisa negara senilai Rp 2,85 triliun atas pemberlakuan kewajiban pencampuran 20 persen biodiesel ke dalam solar atau mandatori B20 hingga kuartal I 2016.

Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Rida Mulyana mengatakan, ketentuan tersebut mulai berlaku dari Januari 2016. Dari situ, produksi biodiesel yang ada mencapai 884 ribu kiloliter (KL).

"‎B20 dimulai 2016, Januari target yang kita sasar 6,5 juta KL capaian triwulan I atau Maret 884 ribu KL, kurang lebih 13,6 persen target secara keseluruhan," kata dia, di Jakarta, Jumat (16/4/2016).

Dia mengatakan, dari situ realisasi produksi biodiesel telah mencapai ‎710 ribu KL untuk PSO maupun non PSO. Dengan realisasi tersebut, Rida mengatakan, negara mampu menghemat devisa Rp 2,85 triliun.

Selain itu, Rida juga menuturkan penerapan mandatori B20 menurunkan emisi CO2 yang merusak lingkungan. Tercatat, terjadi penurunan emisi CO2 sebanyak 1,06 juta ton. "Terjadi pengurangan sampai saat ini 1 juta ton CO2," imbuh dia.

Dia mengatakan penerapan mandatori B20 penting untuk menjaga lingkungan. Apalagi, Indonesia turut berkomitmen kepada internasional menurunkan kenaikan suhu di dunia.

"Penting karena terikat Paris agreement karena masing-masing negara menjadi komitmen, Indonesia berkontribusi kenaikan CO2 tidak lebih 2 derajat celcius‎," tandas dia.

Sebelumnya, Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) Sawit mencatat dengan adanya aturan yang mengharuskan produsen bahan bakar minyak (BBM) mencampur 20 persen biosolar pada BBM jenis solar (B20) bakal mengurangi emisi CO2 sebanyak 18 juta ton.

Direktur Utama BPDP Sawit, Bayu Krisnamurthi mengatakan, pencampuran minyak sawit pada solar membawa banyak manfaat. Salah satunya adalah mengurangi emisi.

"Jika dilakukan program biodiesel, terjadi pengurangan emisi CO2 dibandingkan penggunaan fosil fuel, Emisi CO2 yang bisa dikurangi jika diterapkan B20 biodiesel sawit mencapai 18 juta ton," kata Bayu.

Bayu mengungkapkan, data ilmiah menunjukan per hektare perkebunan sawit yang terdapat 120 pohon mampu menyerap sekitar 12 ton CO2 per tahun. Artinya, pada 2015, seluruh perkebunan sawit Indonesia telah menyerap 136,8 juta ton CO2. 

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya