Tercanggih di Dunia, Begini Kehebatan Kapal Tank Buatan Pindad

PT Pindad (Persero) akan bekerja sama dengan perusahaan kapal asal Surabaya Lundin Industry untuk garap proyek kapal tank.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 17 Mei 2016, 09:00 WIB
Diterbitkan 17 Mei 2016, 09:00 WIB
20160514-Kapal-Tank-Pindad
Kapal Tank Pindad

Liputan6.com, Jakarta - PT Pindad (Persero) menjanjikan akan mengenalkan produk baru pada November, tepatnya dalam acara Indo Defence 2016. Produk ini disebut sebagai tank boat atau kapal yang berkonsep layaknya tank atau kapal tank.

Direktur Utama PT Pindad (Persero) Silmy Karim mengungkapkan kapal tank ini akan menjadi yang pertama di dunia, dan juga yang tercepat.

"‎Memang ada beberapa negara punya boat yang ada kanonnya, tapi yang kami kembangkan ini jenis catamaran (double hull), jadi kecepatan bisa sampai 40 knot, yang lain tidak bisa secepat itu. Ini yang pertama," kata Silmy saat berbincang dengan Liputan6.com, seperti ditulis, Selasa (17/5/2016).

Dalam penggarapan proyek ini, ‎Pindad menggandeng perusahaan galangan kapal asal Surabaya, PT Lundin Industry Invest. Nantinya Lundin akan membuat hull sedangkan Pindad akan membuat teknologi dan pengerjaan kanonnya.


‎Kapal pengembangan dua perusahaan itu merupakan kecil berkubah tank yang dirancang dioperasikan di alur sungai hingga pesisir pantai dan selat kecil untuk memberi dukungan tembakan dalam serbuan amfibi.

Karena yang akan dipasang di tank boat adalah meriam CT-CV 105HP kaliber 105 mm, maka yang jadi tantangan terberat dalam rancangan perahu kecil dengan meriam besar adalah soal recoil (efek tolak balik dari meriam) dan bobot kapal yang relatif ringan.

Solusi yang ditawarkan Lundin adalah dengan menerapkan desain catamaran, desain catamaran dipercaya lebih stabil serta bisa menerapkan gyro stabilized gun. Sebelumnya desain catamaran juga sudah digunakan untuk X38 Combat Boat Kopaska (Komando Pasukan Katak) TNI AL.

Dengan desain catamaran yang berlunas ganda, tank boat akan punya rancangan draft (sarat air kapal) 0,8 meter sehingga cocok untuk bermanuver di perairan dangkal.

Untuk dapur pacu kapal tank ini menggunakan mesin diesel buatan MAN berdaya 1.200 HP untuk memasok tenaga sepasang waterjet MJP450 dengan kecepatan maksimum 40 knots (74 km per jam).

Kapal tank ini dirancang untuk diawaki empat personel, dan bisa membawa 20 pasukan bersenjata lengkap. Untuk deployment pasukan amfibi, bagian buritan kapal akan dilengkapi sebuah RHIB (Rigid Hull Inflataable Boat) yang digunakan untuk penyerangan atau penyusupan pasukan.

Agar dapat bermanuver lincah, maka kapal tank ini harus menghemat berat kapal, untuk itu digunakan bahan komposit yang lebih ringan 10 kali dan lebih kuat 10 kali dibanding baja serta tentunya tahan api. Sementara untuk material pada kubah, digunakan bahan aluminium yang lebih ringan dari baja.

Kanon yang akan digunakan memiliki jenis CT-CV 105HP, senjata ini sejatinya adalah meriam yang telah digunakan pada tank ringan besutan Polandia, Anders. Selain memang kodratnya melepaskan aneka proyetil, laras CT-CV 105HP juga dapat memuntahkan rudal anti tank, yakni Falarick 105.

Rudal yang masuk segmen Gun-Launched Anti-Tank Guided Missile (GLATGM) ini dapat menghajar sasaran sejauh 5.000 meter. Falarick 105 mampu membawa hulu ledak tandem hollow charge. Rudal seberat 25,2 kg ini dipandu dengan sistem semi otomatis lewat laser beam.

Waktu yang dibutuhkan untuk terbang menyasar ke sasaran sekitar 17 detik. Falarick 105 punya panjang 1015 mm dengan kaliber 105 mm. Temperatur operasional rudal ini di rentang -40 hingga 60 derajat Celcius.

Jenis laras yang digunakan meriam CT-CV 105HP adalah tipe L51 dengan panjang 5.545 mm. Desain tekanan laras mencapai 120 persen dari gun pressure pada meriam 105 mm klasik. Secara umum, di dalam kubah terdapat dua awak, sehingga proses pengisian amunisi menggunakan cara auto loader.

Operasi kubah dapat digerakkan secara secara elektrik dan mekanik. Laras meriam kaliber 105 mm smoothbore dapat menembakkan berbagai jenis amunisi (termasuk jenis APFDS) dengan jarak tembak efektif minimal 1.500 meter.

Laras juga dibekali bore evacuator dan dilapisi thermal jacket. Untuk olah geraknya, laras punya sudut elevasi maksimum 42 derajat hingga -6 derajat. Tentu saja dengan sudut putar kubah 360 derajat.

Sebagai senjata sekunder, pada bagian atas kubah meriam akan dipasang Lemur RCWS (Remote Control Weapon System) dengan senapan mesin kaliber 7,62 mm. Sementara untuk perlindungan bagi awak kapal, Lundin bakal memberi asupan sistem proteksi tambahan di beberapa titik yang bisa menahan terjangan proyektil dari kaliber 7,62 mm. (Yas/Ahm)

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya