Perusahaan Asuransi Mulai Tembus Pasar Lewat Digital

Perusahaan asuransi kini mulai memanfaatkan teknologi untuk menawarkan produk hingga mengisi polis secara digital

oleh Zulfi Suhendra diperbarui 30 Mei 2016, 11:42 WIB
Diterbitkan 30 Mei 2016, 11:42 WIB
20160226-Asuransi Kesehatan-iStockphoto
Ilustrasi Asuransi Kesehatan (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Perusahaan asuransi kini mulai memanfaatkan teknologi untuk menawarkan produk hingga mengisi polis asuransi secara digital. Selain itu, rekrutmen agen juga dilakukan secara online, penjualan produk lewat website, hingga pengiriman polis juga dilakukan secara digital.

Teknologi digital dinilai memudahkan manusia dalam beraktivitas, termasuk dalam memilih produk asuransi. Hal itulah yang mendorong hadirnya portal PasarAsuransi.co.id yang didukung perusahaan broker asuransi JETS Indonesia

“Portal perbandingan produk asuransi ini sudah disiapkan sejak 2015 lalu. Portal ini disiapkan untuk menyambut tren pertumbuhan asuransi digital di Indonesia dan dunia,” ujar Yovita Hamdani, Pendiri PasarAsuransi.co.id di Jakarta, Senin (30/5/2016).

Yovita menjelaskan, portal PasarAsuransi.co.id adalah portal komparasi produk-produk asuransi yang menyajikan perbandingan kategori, harga, dan manfaat dari tak kurang 40 perusahaan asuransi di dalam dan luar negeri.

Melalui portal itu, konsumen dapat mengakses semua informasi secara transparan. Konsumen juga dapat melakukan transaksi langsung atas produk yang dibutuhkan.

“Portal ini didukung penuh oleh JETS Indonesia Insurance Brokers yang berpengalaman menangani asuransi dari A sampai Z, sehingga makin memudahkan nasabah dalam berasuransi,” tutur dia.

Diakui, tren asuransi digital di Indonesia mulai menggeliat. Tren ini seiring perkembangan di mancanegara yang menunjukkan pembelian asuransi digital meningkat signifikan dalam beberapa tahun terakhir.

Ia menuturkan, potensi asuransi digital di Indonesia sangat besar. Apalagi, pengguna digital terus melonjak setiap tahunnya. Terutama jika dilihat dari jumlah pengguna smartphone (telepon pintar).

Bahkan, pada 2017 mendatang, Indonesia akan menempati posisi ketiga terbesar di dunia untuk penggunaan telepon pintar setelah Tiongkok dan India. Saat itu, sekitar 100 juta penduduk Indonesia akan menggunakan telepon pintar.

Menurut Yovita, melihat data dan pesatnya perkembangan digital di Indonesia, maka dia yakin penjualan produk akan meningkat dengan banyaknya alternatif.

"Karena saya bidangnya di asuransi, saya kaitkan bagaimana produk asuransi bisa dijual lewat digital. Makanya muncul portal ini yang memadukan seluruh perusahaan asuransi dengan produk beragam, mulai dari asuransi kendaraan, perjalanan, properti, hingga kesehatan," papar dia.

Potensi besar asuransi digital itu juga ia ungkap dalam buku terbarunya, “Revolusi Asuransi digital”. Yovita menuturkan, lewat buku itu ia ingin mengingatkan masyarakat asuransi di Indonesia bahwa saat ini tengah terjadi perubahan sangat cepat. Hal itu ditandai dengan meningkatnya penggunaan asuransi digital.

“Buku ini bisa menjadi sarana pengenalan tentang tren asuransi digital, peluang, dan tantangannya. Ini sekaligus warning supaya kita siap berubah, supaya tetap survive,” tambah Yovita.

Penggunaan layanan digital memang diharapkan bisa memacu penetrasi asuransi di Indonesia yang masih rendah. Sebelumnya, Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D Hadad berharap, penggunaan layanan digital dapat mendukung peningkatan literasi dan inklusi keuangan di Indonesia. (Zul/Ahm)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya