Jurus KEIN Jadikan RI Kiblat Busana Muslim Dunia

Industri busana muslim menjadi penyumbang terbesar pertumbuhan ekonomi di bidang ekonomi kreatif, selain kuliner.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 23 Jun 2016, 17:11 WIB
Diterbitkan 23 Jun 2016, 17:11 WIB
Busana Muslim
Busana Muslim

Liputan6.com, Jakarta - Indonesia berambisi untuk menjadi kiblat industri busana muslim dunia di 2017. Salah satu upaya yang dilakukan adalah penyusunan roadmap industri kreatif oleh Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN).

Industri busana muslim menjadi penyumbang terbesar pertumbuhan ekonomi di bidang ekonomi kreatif, selain kuliner.

Kelompok Kerja (Pokja) Industri Kreatif KEIN menggelar kegiatan diskusi mengenai industri busana muslim di Indonesia bersama dengan Kementerian Koperasi dan UMKM, Kementerian Perindustrian, Kementerian Keuangan, Kementerian Pariwisata dan Bekraf.

"Salah satu sektor yang paling banyak meningkatkan pertumbuhan ekonomi adalah di bidang industri kreatif. Ini sudah didiskusikan dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi)," kata Ketua Pokja Industri Kreatif KEIN, Irfan Wahid dalam keterangan resminya di Jakarta, Kamis (23/6/2016).

Menurut Irfan, dua komponen terbesar di industri kreatif antara lain, bidang kuliner dan fesyen atau busana. Presiden, sambungnya, telah menyetujui inisiasi KEIN untuk melakukan pertemuan dengan berbagai lintas kementerian untuk mendisuksikan tentang industri kreatif, khususnya industri busana muslim di Indonesia.‎

"Sebenarnya kita punya bidang yang berpotensi besar yaitu industri berbasis halal. Namun sayangnya, potensi industri berbasis halal kita di dunia masih di urutan ke-10. Kalah dari negara tetangga Malaysia di peringkat 1," ucap dia.

Terkait busana muslim, Irfan mengakui bahwa Indonesia memiliki potensi luar biasa. Indonesia, katanya, merupakan satu dari lima besar negara anggota Organisasi Kerjasama Negara Islam (OKI) sebagai pengekspor busana muslim terbesar, selain Bangladesh, Turki, Maroko dan Pakistan.‎

"Desain dan kualitas produk busana muslim Indonesia diakui berdaya saing global, karena mengandung unsur budaya dari batik dan tenun. Namun Indonesia saat ini masih menjadi negara dengan peringkat ke-5 pengonsumsi busana muslim tingkat dunia, di samping peringkat tiga besar lainnya yaitu; Turki, Uni Emirat Arab dan Nigeria," kata Irfan.

Dia menyebutkan, saat ini ada beberapa negara yang bersiap menguasai pasar busana muslim dunia, diantaranya; Uni Emirat Arab, Korea Selatan, Malaysia, Amerika Serikat, Italia, Thailand, Jepang, Italia, inggris dan Prancis.

Perlu dibantu promosi

Perlu dibantu promosi

Sementara itu, Direktur Jenderal (Dirjen) Industri Kecil dan Menengah Kementerian Perindustrian, Euis Saedah mengatakan, terkait dengan rencana Indonesia menjadi kiblat busana muslim se-dunia tahun depan, perlu diiringi adanya sarana promosi yang besar.

"Untuk sarana promosi yang diperlukan adalah database dan katalog industri yang lengkap, dan saat ini sarana tersebut masih kurang. Bagaimana kita akan percaya diri untuk menjadi kiblat busana muslim kalau kita tidak tahu posisi Indonesia ada di mana, sudah berapa jauh, apakah memang benar kalau Indonesia tertinggal, padahal belum tentu juga kita benar-benar tertinggal," ujar Euis.

Menurut Euis, pihaknya juga bakal memberikan fasilitas bagi pelaku industri busana muslim untuk ikut fashion show (pameran busana) baik di dalam negeri dan luar negeri‎. "Kita sudah bantu fasilitasi mereka ke Turki, Maroko dan Perancis," jelas Euis.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya