Liputan6.com, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat laju inflasi sebesar 0,66 persen pada Juni 2016. Komoditas yang menjadi penyumbang inflasi ini yaitu apel dengan porsi 0,02 persen.
Direktur Buah dan Florikultura Kementerian Pertanian (Kementan) Sarwo Edhy mengatakan, kebutuhan apel dalam negeri sebesar 330 ribu ton per tahun. Sedangkan impor apel hingga saat ini sebesar 84 ribu ton.
"Harga apel naik, karena kalau aple kita hanya Malang. Yang banyak itu dari Amerika Serikat dan kawasan Eropa," ujar dia di Jakarta, Jumat (1/7/2016).
Baca Juga
Sarwo menuturkan, gejolak harga apel memang sulit untuk dikendalikan. Lantaran produksi apel Indonesia masih terbatas dan kebanyakan masyarakat masih memilih untuk mengkonsumsi apel impor.
"Perubahan harga karena kita tidak ada instrumen untuk mengendalikan itu, karena produksi sedikit. Jadi wajar kenaikan harga dari komoditas ini mempengaruhi inflasi," kata dia.
Sarwo menyatakan, saat ini pihaknya masih berupaya untuk mengenjot produksi apel di dalam negeri. Sentra produksi apel juga akan diperluas ke berbagai wilayah Indonesia, tidak hanya di Malang yang sudah terkenal.
"Kita masih berupaya memenuhi dalam negeri dengan pengembangan kebun apel di sejumlah kabupaten di Indonesia. Mudah-mudahan ke depan bisa memenuhi di dalam negeri," ujar dia. (Dny/Ahm)
Advertisement
**Ingin mendapatkan informasi terbaru tentang Ramadan, bisa dibaca di sini.