3 Olimpiade Termahal Sepanjang Sejarah

Di mana olimpiade termahal sepanjang sejarah berlangsung?

oleh Zulfi Suhendra diperbarui 09 Agu 2016, 19:50 WIB
Diterbitkan 09 Agu 2016, 19:50 WIB
3 Olimpiade Termahal Sepanjang Sejarah
Di mana olimpiade termahal sepanjang sejarah berlangsung?

Liputan6.com, Jakarta - Dunia kini tengah mengalami demam olimpiade. Di 2016, giliran Brasil yang menjadi tuan rumah perhelatan akbar yang digelar 4 tahun sekali ini.

Jelas membutuhkan biaya yang tak sedikit untuk menjadi tuan rumah olimpiade. Dikabarkan, Olimpiade Rio 2016 di Brasil menghabiskan biaya hingga US$ 11,5 miliar. Jika asumsi rupiah 13.000 per dolar, maka biayanya mencapai Rp 149,5 triliun.

Brasil pun mengharapkan ada penghasilan yang didapat dari penjualan tiket, souvenir, demi menambal biaya yang sudah dikeluarkan. Lebih jauh lagi, ekonomi akan berjalan.

Tapi lupakan soal biaya yang dikeluarkan Brasil. Karena Olimpiade Rio bukan termasuk tiga olimpiade termahal. Di 2008, Olimpiade Beijing memegang predikat olimpiade musim panas termahal sepanjang sejarah.

Dikutip dari World Atlas, Senin (8/8/2016), biaya yang dikeluarkan mencapai US$ 40 miliar atau sekitar Rp 520 triliun. China jor-joran menggelontorkan biaya untuk membangun segala macam sarana dan prasarana pendukung gelaran akbar itu, mulai dari terminal bandara, venue, kereta bawah tanah, jalan, jalan tol dan menata kota.

Untungnya, infrastruktur-infrastruktur tersebut masih dipakai meski olimpiade berakhir. Sehingga China bisa keluar dari jeratan utang. Pertumbuhan pariwisata melonjak di Beijing setelah menjadi tuan rumah olimpiade.

London

Yang kedua adalah Olimpiade 2012, yang digelar di London, Inggris. Inggris mengeluarkan biaya hingga US$ 17 miliar atau setara Rp 221 triliun. Sama dengan negara lain yang menjadi tuan rumah, biaya digunakan adalah untuk pembangunan infrastruktur pendukung, juga sarana dan pra sarana.

Namun sayangnya, 25 venue dibuat tidak permanen dan dihancurkan setelah olimpiade selesai. Desa olimpiade juga kini berubah menjadi perumahan, namun London tetap mendapatkan keuntungan dari sisa infrastruktur yaitu light rail system.

Kemudian yang ketiga adalah olimpiade 2004 yang dihelat di Athena, Yunani yang menghabiskan biaya hingga US$ 15 miliar atau sekitar Rp 195 triliun. Demi olimpiade, Yunani real memperluas bandara, meningkatkan kapasitas jalan, membangun venue dan menambah jaringan kereta.

Olimpiade Athena juga dinilai sukses. Namun sayangnya, karena kurangnya persiapan dalam penghitungan biaya, membuat Yunani terlilit utang. Beberapa venue kini terbengkalai dan hanya sedikit yang masih dipakai. (Zul/Ndw)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya