Pasokan Bertambah Bikin Harga Minyak Tertekan

Harga minyak dunia turun imbas dari laporan EIA menyatakan pasokan minyak AS tambah 1,1 juta barel.

oleh Agustina Melani diperbarui 11 Agu 2016, 05:00 WIB
Diterbitkan 11 Agu 2016, 05:00 WIB
20151007-Ilustrasi Tambang Minyak
Ilustrasi Tambang Minyak (iStock)

Liputan6.com, Jakarta - Harga minyak turun seiring pasokan minyak Amerika Serikat (AS) yang berlebih telah berdampak negatif ke sektor saham energi di bursa AS.

Pada penutupan perdagangan saham Rabu (Kamis pagi WIB), harga minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) turun 2,5 persen menjadi US$ 41,71 per barel. Harga minyak Brent merosot 2 persen ke level US$ 44,05.

Harga minyak tertekan itu membuat bursa AS merosot. Indeks saham Dow Jones melemah 37,39 poin atau 0,2 persen ke level 18.495,66. Indeks saham S&P 500 merosot 6,25 poin atau 0,29 persen ke level 2.175,49. Indeks saham Nasdaq susut 20,80 poin atau 0,4 persen ke level 5.204,59.

Sektor saham energi mencatatkan performa buruk di antara 10 sektor saham energi di indeks saham S&P 500. Sektor saham energi turun 1,4 persen.

"Melihat kondisi pasokan pada awal perdagangan mendorong sektor saham energi tertekan, dan berdampak terhadap semuanya," ujar Tim Dreiling, Direktur Regional Investment Private Client Reserve of US Bank seperti dikutip dari laman Reuters, Kamis (11/8/2016).

Berdasarkan laporan the US Energy Information Administration (EIA), pasokan minyak AS naik 1,1 juta barel pada pekan lalu. Laporan pasokan minyak mingguan itu mengejutkan pasar. "Sepanjang tahun ini seharusnya melemah, tetapi produksi tetap jalan," kata Tariq Zahir, Trader di Tyche Capital Advisors.

Sementara itu, indeks dolar AS melemah 0,6 persen terhadap sejumlah mata uang utama lainnya. Adapun investor memperhatikan data ekonomi AS untuk mengetahui kondisi kesehatan ekonomi AS, dan langkah bank sentral AS atau the Federal Reserve soal suku bunga, rilis data penjualan ritel dan pidato pimpinan the Fed Janet Yellen pada Agustus ini.

Di sisi lain, indeks saham Eropa cenderung melemah setelah laporan perusahaan yang mengecewakan dan dolar AS melemah. Selain itu, investor juga mencari sinyal kapan the Federal Reserve menaikkan suku bunga. Indeks FTSEurofirst 300 melemah 0,3 persen setelah lima hari catatkan penguatan. (Ahm/Ndw)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya