Laporan Keuangan Emiten Mengecewakan, Indeks Dow Jones Tertekan

Dow Jones Industrial Averange (DJIA) tergelincir pada penutupan perdagangan Selasa pekan ini.

oleh Arthur Gideon diperbarui 27 Jul 2016, 04:32 WIB
Diterbitkan 27 Jul 2016, 04:32 WIB
Dow Jones Industrial Averange (DJIA) tergelincir pada penutupan perdagangan Selasa pekan ini.
Dow Jones Industrial Averange (DJIA) tergelincir pada penutupan perdagangan Selasa pekan ini.

Liputan6.com, New York - Indeks acuan bursa Amerika Serikat (AS) Dow Jones Industrial Averange (DJIA) tergelincir pada penutupan perdagangan Selasa pekan ini. Penekan indeks DJIA adalah laporan kinerja beberapa emiten yang tidak sesuai dengan perkiraan awal. Penurunan pada Selasa ini melanjutkan pelemahan yang telah terjadi sehari sebelumnya.

Mengutip Wall Street Journal, Rabu (27/7/2016), DJIA turun 19,31 poin atau 0,10 persen ke angka 18.473,75. Sedangkan Indeks S&P 500 hanya mampu menguat tipis 0,70 poin atau 0,03 persen ke angka 2.169,18 dan Indeks Nasdaq naik 12,42 poin atau 0,24 persen ke level 5.110,05.

Saham McDonald menjadi pendorong utama pelemahan Indeks Dow Jones. Saham perusahaan tersebut jatuh 4,5 persen setelah angka penjualan pada kuartal terbaru berada di bawah perkiraan para analis.

Selain itu, saham perusahaan telekomunikasi Verizon juga menjadi pemberat pergerakan indeks Dow Jones. Saham Verizon Communications turun 1,9 persen setelah laporan keuangan kuartal II berada di bawah yang diharapkan. Perusahaan mengumumkan kinerja sehari setelah menyatakan membeli aset dari Yahoo.

"Selama belum ada yang bisa menjadi pendorong, pelaku pasar terus mencari tanda-tanda atau emiten yang bisa mendorong kenaikan indeks," jelas Head of Equity Trading Mizuho Securities, Eric Shenker.

Pada pekan ini, selain laporan keuangan emiten, pelaku pasar juga mengamati hasil dari pertemuan Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau The Federal Reserve (The Fed), yang dijadwalkan akan berakhir pada Rabu waktu setempat.

Pelaku pasar mencari petunjuk apakah The Fed siap untuk mengubah kebijakan moneter dengan menaikkan suku bunga atau tidak, menyusul serangkaian data ekonomi yang membaik.

Head of European Fixed Income Franklin Templeton Investments David Zahn menjelaskan, kecil kemungkinan The Fed akan menaikkan suku bunga sebelum pemilihan presiden pada November nanti. Namun ada kesempatan hal tersebut dilakukan pada Desember. (Gdn/Nrm)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya