Pelindo II Ingin Kuasai 4 Pelabuhan Milik Kemenhub

PT Pelindo II sedang memproses rencana pengelolaan 4 pelabuhan milik Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kementerian Perhubungan (Kemenhub).

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 29 Agu 2016, 20:00 WIB
Diterbitkan 29 Agu 2016, 20:00 WIB
 Direktur Utama PT Pelindo II Elvyn G Massasya.
Direktur Utama PT Pelindo II Elvyn G Massasya.

Liputan6.com, Jakarta - PT Pelindo II sedang memproses rencana pengelolaan 4 pelabuhan milik Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kementerian Perhubungan (Kemenhub). Empat pelabuhan itu meliputi Pelabuhan Sintete di Kalimantan Barat, Tanjung Batu di Belitung, Linau di Bengkulu, dan Pelabuhan Batam.

"Kami usulkan 4 pelabuhan, jadi Tanjung Batu, Linau Bengkulu dan usulkan yang dikelola Batam," kata Direktur Utama PT Pelindo II Elvyn G Massasya di Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman Jakarta, Senin (29/8/2016).

Namun demikian, dia mengatakan belum bisa memutuskan skema pengelolaan pelabuhan tersebut. Ada beberapa opsi yakni diserahkan pengelolaannya ke Pelindo II atau hanya berbentuk sewa.

Elvyn mengatakan, rencana pengelolaan pelabuhan itu akan disampaikan ke Kementerian Perhubungan (Kemenhub) terlebih dahulu. "Kita akan proses itu, akan dikirimkan usulan ke Kemenhub. Dari situ akan ada kerjasama mekanismenya. Apakah diserahkan ke kita atau disewa. Ini belum diputuskan," jelas dia.

Pengelolaan 4 pelabuhan itu juga bagian dari rencana perseroan mendorong percepatan Tol Laut. "Bagaimana Pelindo lebih berperan mempercepat konektivitas termasuk gagasan operasikan sebagai pelabuhan yang selama ini di Kementerian Perhubungan, UPT, untuk kita kelola dan dikembangkan," tukas dia.

Elvyn menuturkan, dirinya tidak bisa memastikan anggaran yang diperlukan untuk pengelolaan pelabuhan-pelabuhan ini. Sebab, jika sudah dikelola oleh Pelindo II tiap pelabuhan ‎butuh pengembangan yang berbeda-beda.

‎"Anggaran tergantung jenis pelabuhannya. Ini kan pelabuhannya sudah ada. Kalau dikembangkan kita taruh alat di situ. Untuk anggarannya nanti tergantung alatnya‎," kata dia. (Amd/Gdn)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya