Liputan6.com, Jakarta Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menyatakan dana repatriasi asal Inggris yang masuk ke Indonesia akan sangat minim. Pasalnya kebanyakan warga negara Indonesia (WNI) menanamkan investasi di Negeri Ratu Elizabeth tersebut dalam bentuk aset tidak bergerak.
Wakil Ketua Umum Bidang Hubungan Internasional Kadin Indonesia Shinta Kamdani mengatakan, selama ini kebanyakan WNI berinvestasi di Inggris dalam bentuk properti dan pabrik. Karena investasi lebih besar pada aset yang tidak bergerak, maka akan lebih banyak deklarasi ketimbang repatriasi.
Advertisement
Baca Juga
"Banyak WNI yang punya properti di Inggris, tapi itu aset tidak bergerak, tidak bisa dipindahkan. Investasi di perusahaan juga ke pabrik, itu tidak mungkin diangkat. Jadi tidak sudah itu yang di portofolio itu dipindahkan. Jadi hanya akan di deklarasi, tidak direpatriasi," ujar dia di Hotel Mandarin Oriental, Jakarta, Selasa (30/8/2016).
Sementara untuk porsi investasi WNI di Inggris dalam bentuk dana juga masih sangat kecil. Oleh sebab itu perolehan dana WNI yang disimpan Inggris juga diperkirakan akan sangat minim.
"Dari sisi investasi di dana memang ada, tapi tidak terlalu besar. Karena saat ini hanya dana itu lebih banyak di inbound (di dalam negeri). Kita memang gencar juga promosikan outbound tapi tidak besar. Jadi secara garis terlalu berdampak pada tax amnesty," jelas dia.
Shinta menyatakan, sebenarnya sejak awal Kadin berpandangan target tax amnesty yang ditetapkan oleh pemerintah terlalu besar sehingga tidak akan mungkin tercapai. Meski demikian, Kadin tetap berharap partisipasi pengusaha untuk ikut dalam program ini akan lebih banyak ke depannya.
"Sekarang pemerintah mendorong masuknya wajib pajak masuk tax. Dari awal banyak keraguan, target itu terlalu tinggi akan bisa dicapai sulit. Tapi kami harap partisipasi tax amnesty ini akan sangat besar," tandas dia.