BI Sambut Positif Kinerja Neraca Perdagangan di Agustus

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan surplus neraca perdagangan pada Agustus sebesar US$ 293,6 juta.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 15 Sep 2016, 19:54 WIB
Diterbitkan 15 Sep 2016, 19:54 WIB
Logistik
(Foto: Antara)

Liputan6.com, Jakarta Neraca perdagangan Indonesia kembali mencatat surplus pada Agustus 2016, didukung surplus neraca perdagangan nonmigas. Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan surplus neraca perdagangan pada Agustus sebesar US$ 293,6 juta.

Direktur Departemen Komunikasi Bank Indonesia Arbonas Hutabarat menjelaskan surplus yang lebih rendah tersebut didorong menurunnya surplus neraca perdagangan nonmigas dan meningkatnya defisit neraca perdagangan migas.

"Bank Indonesia memandang bahwa kinerja neraca perdagangan pada Agustus 2016 positif dalam mendukung kinerja transaksi berjalan," kata Arbonas dalam keterangannya, Kamis (15/9/2016).

Neraca perdagangan nonmigas pada Agustus 2016 mencatat surplus sebesar US$ 0,92 miliar, lebih rendah dibandingkan dengan surplus pada Juli 2016 yang sebesar US$ 1,02 miliar.

Menurunnya surplus neraca perdagangan nonmigas tersebut dipengaruhi oleh peningkatan impor nonmigas sebesar 40,9 persen (mtm) yang melebihi peningkatan ekspor 34,8 persen (mtm).

Peningkatan impor nonmigas , antara lain, dipengaruhi peningkatan  impor bahan baku dan barang modal, seperti impor mesin dan peralatan mekanik, mesin dan peralatan listrik, plastik dan barang dari plastik, kendaraan dan bagiannya. Hal ini memberikan indikasi membaiknya aktivitas ekonomi domestik.

Sementara itu, peningkatan ekspor nonmigas terutama didorong oleh naiknya ekspor lemak dan minyak hewan/nabati, perhiasan/permata, kendaraan dan bagiannya, mesin-mesin/ pesawat mekanik, serta bijih, kerak, dan abu logam.  Naiknya ekspor lemak dan minyak hewan/nabati sejalan dengan mulai meningkatnya harga minyak kelapa sawit (CPO).

Di sisi migas, defisit neraca perdagangan migas naik dari US$ 0,51 miliar pada Juli 2016 menjadi US$ 0,63 miliar pada Agustus 2016. Peningkatan defisit neraca perdagangan migas tersebut dipengaruhi oleh peningkatan impor migas sebesar 16,5 persen (mtm) yang lebih besar dibandingkan dengan peningkatan ekspor migas 12,9 persen (mtm).

"Ke depan, Bank Indonesia akan terus mencermati perkembangan ekonomi global dan domestik yang dapat mempengaruhi kinerja neraca perdagangan serta mengupayakan agar kegiatan ekonomi domestik terus berjalan dengan baik," tutupnya.(Yas/Nrm)

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya