BKPM Pede Realisasi Investasi Tembus 75 Persen di Kuartal III

Hingga Juli lalu, perolehan investasi telah mencapai 50 persen dari target.

oleh Septian Deny diperbarui 20 Sep 2016, 16:30 WIB
Diterbitkan 20 Sep 2016, 16:30 WIB
20151113-Ilustrasi Investasi
lustrasi Investasi Penanaman Uang atau Modal (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) memperkirakan hingga kuartal III 2016 ini investasi yang masuk ke Indonesia mencapai 75 persen dari target tahun ini yang sebesar Rp 594,8 triliun.

Deputi Bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal BKPM Azhar Lubis mengatakan, hingga Juli lalu, perolehan investasi telah mencapai 50 persen dari target. Dengan tren positif pada investasi, dirinya yakin pada kuartal III ini akan menyentuh angka 75 persen.

"Kemarin sampai Juli sudah Rp 289 triliun. Sudah separuh dari pada target Rp 594 triliun. Pada kuartal III ini kita optimis dapat 75 persen, itu minimal dari Rp 594 triliun," ujar dia di Kantor BKPM, Jakarta, Selasa (20/9/2016).

Menurut Azhar, meski ekonomi global masih mengalami perlambatan, hal tersebut tidak berdampak besar pada investasi di Indonesia. Sejumlah sektor investasi yang menunjukkan tren positif adalah industri smelter, CPO, dan baja.

"Kita optimislah, ada ekonomi slow down tapi pengusaha melihat peluang. Kalau bangun (berinvestasi bangun pabrik) sekarang, baru jalan (beroperasi) itu 2-3 tahun ke depan. Dia akan prediksi kejadian mendatang, semua optimis tahun depan optimis. Makanya, kemarin di Surabaya ada baja lapis aluminium, lapis seng itu groundbreaking. Kemudian smelter terus, minyak CPO juga. Properti juga tetap jalan," kata dia.

Azhar menyatakan, dengan adanya perlambatan ekonomi dan turunnya harga komoditas di pasar global, justru menjadi peluang bagi para investor untuk berinvestasi dan membangun pabriknya di Indonesia. Sebab, pada saat ini harga bahan baku dan bahan penunjang seperti mesin-mesin produksi ini lebih murah.

"Jadi sebetulnya saat-saat sekarang slow down ekonomi, harga mesin-mesin sekarang lebih murah. Jadi kalau mau investasi sekarang. Sehingga pada waktu 2-3 tahun lagi mereka produksi," tandas dia.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya