Liputan6.com, Jakarta Penggunaan bahan bakar gas (BBG) pada sektor transportasi semakin berkembang di Tanah Air. Setelah kendaraan bermotor, kereta rencananya akan menggunakan bahan bakar gas alam cair (LNG) mulai 2018.
Vice President LNG PT Pertamina (Persero) Didik Sasongko Widi ‎mengatakan, LNG telah terbukti berhasil menggantikan solar sebagai bahan bakar kereta. Hal tersebut berdasarkan hasil uji‎ coba yang dilakukan Pertamina di Balai Yasa Yogyakarta.
"Sudah kami tes dan hasilnya baik‎," kata Didi di Kantor Pusat Pertamina, Jakarta, Jumat (7/10/2016).
Menurut Didi, sebelum kereta menggunakan bahan bakar LNG dioperasikan, perlu persiapan pembangunan infrastruktur penampungan LNG. Selain itu lokomotif juga harus dipasangi alat pengubah konsumsi bahan bakar (konverter kit).
"Di samping itu, Pertamina akan siapkan alat pengubah bahan bakar dari solar jadi LNG," tutur Didi.
Setelah infrastruktur siap, lanjut dia, kereta berbahan bakar LNG bisa dioperasikan pada 201, untuk menempuh rute jarak jauh di pantai utara Jawa agar penggunaan gas pada kereta ekonomis.Â
Diperkirakan untuk tahap awal gas akan terserap sebanyak 5 juta kaki kubik per hari (mmscfd) dan akan meningkat seiring bertambahnya lokomotif yang mengubah penggunaan bakar menjadi LNG.
"Untuk kereta jarak jauh‎ karena converter-nya mahal kalau jarak jarak dekat gunakan LNG enggak nutup keekonomian. Enggak memenuhi syarat. Kalau jarak jauh, penghematannya lebih banyak," ungkap Didi.