Liputan6.com, Da Nang - AirAsia akan mengoperasikan 55 pesawat di Indonesia dalam 5 tahun ke depan atau pada tahun 2021. Ini berarti, jumlah armada tersebut meningkat dua kali lipat dari armada yang beroperasi di saat ini yakni 24 pesawat.
CEO AirAsia untuk Indonesia Dendy Kurniawan menerangkan, saat ini AirAsia mengoperasikan 24 pesawat yang terdiri dari 22 pesawat berbada sempit (narrow body) Airbus A320 dan 2 pesawat berbadan lebar (wide body) Airbus A330. Dalam 5 tahun ke depan akan menambah jadi 45 pesawat narrow body dan 10 pesawat wide body.
"Itu target ekspansi kami di Indonesia," kata dia usai acara 23rd Annual World Travel Awards Asia & Australasia Ceremony di Da Nang Vietnam, Sabtu (15/10/2016) malam.
Dia menargetkan perseroan dapat mengangkut penumpang sebanyak 13 juta sampai 14 juta dalam setahun. Angka tersebut meningkat drastis dari proyeksi tahun ini 6,5 juta penumpang.
"Sampai Agustus kita angkut 4,2 juta penumpang. Target kita tahun ini 6,5 juta. Dengan bertambahnya jumlah armada kita kalau tadi double, 5 tahun ke depan kita perkirakan 13 juta-14 juta penumpang," tambah dia.
Dia menuturkan, penambahan armada tersebut sejalan dengan program pemerintah untuk mewujudkan 10 destinasi pariwisata baru di Indonesia.
Atas penambahan armada itu, maka AirAsia juga akan mengembangkan beberapa rute di Indonesia. Namun begitu, dia masih enggan memberikan keterangan mengenai rute baru mana saja yang akan dibuka.
"Kita selalu berusaha untuk hadir dan melayani penerbangan di sana. Tapi detil dari rutenya baru kita sampaikan nanti pada saatnya," ungkap dia.
Untuk diketahui di Indonesia, AirAsia beroperasi di bawah naungan Grup AirAsia Indonesia. AirAsia Indonesia membawahi dua perusahaan yakni PT Indonesia AirAsia (AirAsia Indonesia) dan PT Indonesia AirAsia Extra (Indonesia AirAsia X).
Baca Juga
Saat ini, AirAsia melayani penerbangan dari 4 stasiun penghubung (hub) di Indonesia yakni Medan, Jakarta, Surabaya, dan Bali. Perseroan akan terus menambah armada pesawat di 4 hub tersebut.
Advertisement
"Seperti kita ketahui Kementerian Pariwisata menargetkan meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara dari 10 juta menjadi 20 juta 2019. Tentunya memerlukan kontribusi yang signifikan di dunia penerbangan," tukas dia.