Harga Susu Segar Lebih Murah di Indonesia Ketimbang Vietnam

Susu segar yang diproduksi oleh peternak lokal dihargai Rp 4.500 per liter oleh industri pengolah susu.

oleh Septian Deny diperbarui 08 Nov 2016, 15:52 WIB
Diterbitkan 08 Nov 2016, 15:52 WIB
Susu segar yang diproduksi oleh peternak lokal dihargai Rp  4.500 per liter oleh industri pengolah susu.
Susu segar yang diproduksi oleh peternak lokal dihargai Rp 4.500 per liter oleh industri pengolah susu.

Liputan6.com, Jakarta - Para peternak sapi perah lokal mengeluhkan rendahnya harga beli susu segar oleh industri pengolah susu (IPS). Bahkan harga beli susu segar di tingkat peternak di Indonesia ini jauh lebih rendah dibandingkan Tiongkok dan Vietnam.

‎Ketua Asosiasi Peternak Sapi Perah Indonesia (APSPI) Agus Warsito mengatakan, susu segar yang diproduksi oleh peternak lokal dihargai Rp 4.500 per liter oleh IPS. Sedangkan di ‎Tiongkok, susu segar tersebut dihargai sebesar Rp 7.330.

"Bahkan masih ada yang terima (dibeli) IPS seharga Rp 3.600‎ per liter. Dari Rp 4.500 ini saja harga susu segar kita 39 persen lebih rendah dari Tiongkok," ujar dia dalam diskusi media Industri Sapi Perah Nasional di Jakarta, Selasa (8/11/2016).

Harga susu segar produksi peternak Indonesia bahkan jauh lebih murah dibandingkan dengan Vietnam. Di negara tersebut, susu segar dari peternak lokalnya dihargai 14 ribu Dong atau sekitar Rp 8.172 per liter. Harga ini 45 persen lebih tinggi dari Indonesia.

Oleh sebab itu, para peternak sapi perah ini meminta pemerintah untuk menaikkan harga beli susu segar ini. Setidaknya, harga susu ini bisa naik di kisaran Rp 7.000 per liter agar peternak bisa mendapatkan untung.

"Dengan usulan Rp 7.000 itu saja kita masih lebih rendah dari harga di Tiongkok dan Vietnam," kata dia.

Agus menuturkan, kenaikan harga susu segar di tingkat peternak ini tidak akan berdampak pada kenaikan harga produk susu di pasaran.

Dia menjelaskan, dengan harga produk susu yang dijual di pasaran saat ini, industri pengolahan susu sudah mendapatkan untung besar. Sedangkan peternak terus rugi karena harga beli susu segar tidak seiring dengan kenaikan biaya perawatan sapi perah.

"Hari ini harga yang diproduksi adalah harga dengan kenaikan harga BBM, listrik. Ini jadi alasan bagi industri untuk menaikan harga produk mereka, di saat itu harga bahan baku lg tinggi. Tapi hari ini harga bahan baku sedang turun, tapi kenapa harga produk susu tidak turun. Jadi potensi margin keuntungan besar bagi industri bisa dipungkiri. Kenapa ini tidak  dijadikan momen sehingga ada keberpihakan peternak sapi lokal, sehingga ada kesempatan untuk kembangkan usahanya," ujar dia. (Dny/Ahm)

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya