Liputan6.com, Jakarta - Budaya minum susu segar di Indonesia masih rendah dibanding negara tetangga. Pada 2015, tercatat konsumsi susu segar di Indonesia hanya 12,1 liter per kapita, kalah jauh dibanding dengan Malaysia yang sudah 36,2 liter per kapita per tahun.
Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian, Muladno, mengatakan bahwa konsumsi ideal susu segar dua gelas tiap hari belum menjadi budaya di masyarakat Indonesia. Itu terbukti dengan rendahnya konsumsi per kapita itu.
"Konsumsi susu segar di tengah warga kita masih kalah dibanding Malaysia. Ditambah lagi produksi susu segar kita juga masih rendah," kata Muladno saat hadir di peringatan Hari Susu Nasional (HSN) ke-8 yang di Universitas Brawijaya, Malang, Jawa Timur, Kamis (2/6/2016).
Advertisement
Baca Juga
Ia menambahkan, konsumsi susu yang rendah ini masih ditambah dengan kualitas produk susu dalam negeri yang belum baik. Indonesia masuk kategori pengimpor susu terbesar di dunia, yakni 265 ribu ton berbentuk susu bubuk dan susu kental. Ini memprihatinkan lantaran khawatir Indonesia akan tergantung pada impor untuk pemenuhan susu segar.
"Impor susu kita sudah melampaui 80 persen untuk pemenuhan kebutuhan nasional. (Saya) khawatir ada ketergantungan dengan impor susu," ujar Muladno.
Pemerintah, kata dia, terus berupaya untuk mendorong produksi susu dalam negeri. Caranya, mulai dengan penguatan pakan sapi perah, perbaikan kualitas dan kuantitas benih, inseminasi buatan, serta langkah lainnya. Pemerintah juga membuka diri terhadap investasi di bidang industri susu.
"Kami mengajak swasta untuk meningkatkan investasinya membangun industri susu di Indonesia. Sehingga produksi dalam negeri bisa terpenuhi," tutur Muladno.
Selain itu, pemerintah juga akan sosialisasi pentingnya konsumsi susu bagi masyarakat. Adanya peningkatan konsumsi diharapkan juga mampu menarik peningkatan produksi susu. (Zainul Arifin/Zul)